Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Krisis Ekonomi di Lebanon: Tentara Buka Tur Helikopter, Listrik Padam, hingga Mata Uang Anjlok

Dua pembangkit listrik utama di Lebanon dimatikan pada Jumat (9/7/2021) hingga membuat sebagian besar wilayah mengalami pemadaman listrik nyaris total

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Krisis Ekonomi di Lebanon: Tentara Buka Tur Helikopter, Listrik Padam, hingga Mata Uang Anjlok
JAWAB AMRO / AFP
Pemadaman listrik di sebuah lingkuhan di ibu kota Lebanon, Beirut pada 31 Maret 2021. Saat Lebanon berjuang melawan krisis keuangan terburuknya dalam beberapa dekade, mata uang lokal telah kehilangan lebih dari 85 persen nilainya di pasar gelap. Bahkan dewan kota yang pernah terkaya di negara itu mengatakan sedang berjuang untuk mempertahankan jalan-jalannya, karena tekanan ekonomi memberi tekanan pada infrastruktur yang sudah rusak. 

Dilansir Reuters, keruntuhan ekonomi ini juga memaksa tentara putar otak dengan membuka tur helikopter untuk membiayai pemeliharaan. 

"Perang yang kami hadapi adalah ekonomi dan oleh karena itu membutuhkan cara yang tidak konvensional dan ide yang kami miliki adalah melakukan tur helikopter," kata Kolonel Hassan Barakat, juru bicara militer.

"Biaya perjalanan ini menjamin pemeliharaan penting pesawat," ujarnya.

Tur menggunakan helikopter Robinson R44 selama 15 menit dihargai $150 atau Rp 2,1 juta.

Bank Dunia menggambarkan Lebanon saat ini mengalami salah satu depresi ekonomi terdalam dalam sejarah modern.

Mata uang kehilangan lebih dari 90% nilainya dalam waktu kurang dari dua tahun dan lebih dari setengah populasi tenggelam dalam kemiskinan.

Komandan Angkatan Darat, Jenderal Joseph Aoun bulan lalu mengingatkan krisis akan menyebabkan runtuhnya semua lembaga negara termasuk tentara.

Berita Rekomendasi

Dia menyebut nilai gaji bulanan seorang tentara sekarang hanya $90 sekira Rp 1,3 juta.

Petugas pemadam kebakaran Lebanon mencoba memadamkan api yang terjadi di area pelabuhan Beirut, pada 10 September 2020. Kolom asap hitam tebal membubung ke langit.
Petugas pemadam kebakaran Lebanon mencoba memadamkan api yang terjadi di area pelabuhan Beirut, pada 10 September 2020. Kolom asap hitam tebal membubung ke langit. (ANWAR AMRO / AFP)

Baca juga: Hizbullah Lebanon Bangun Banyak Terowongan Infiltrasi Menuju Wilayah Israel

Baca juga: Solidaritas untuk Palestina, Aksi Protes di Lebanon Terus Berlanjut

Diketahui krisis ekonomi yang melanda Lebanon terjadi karena korupsi yang terjadi puluhan tahun dan pemborosan di pemerintahan.

Sebagai penerima besar dukungan militer AS, tentara telah menopang stabilitas Lebanon sejak akhir perang saudara 1975-90.

Qatar minggu ini mengatakan akan memberi tentara 70 ton makanan per bulan.

"Ini adalah pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak saya untuk melihat Lebanon, dan pantai Lebanon yang indah dari udara," kata Adib Dakkash, wisatawan dari Swiss yang menggunakan tur helikopter ini.

"Saya lebih suka menghabiskan $150 agar helikopter tentara terus beroperasi, sehingga pilot dan perwira terus terbang, daripada menghabiskannya di restoran, untuk makanan atau hal-hal yang tidak berarti," tambahnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas