Rusia Rilis Orion-E, Drone Maut Penghancur Tank dan Ranpur Lapis Baja
Drone Orion versi awal digunakan militer Rusia, dan telah dikerahkan untuk ikut operasi udara di Suriah terhadap kelompok ISIS.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Kronshtadt Group mengembangkan drone atau UAV Inokhodets, nama lain Orion. Drone kelas menengah ini mampu terbang sepanjang hari.
Di Suriah, Inokhodets telah digunakan untuk menyerang target teroris dari Negara Islam. Rusia telah terlibat perang sejak 2015, ketika diundang Presiden Bashar Assad.
Pada tahun-tahun sejak keterlibatan Moskow, pasukan pro-pemerintah mendapatkan kembali banyak wilayah yang pernah diduduki teroris.
Selain Kronshtadt, banyak perusahaan Rusia lainnya di kompleks industri militer sedang mengembangkan drone untuk ditempatkan di garis depan.
Misalnya, produsen pesawat Sukhoi telah bekerja sama dengan perusahaan pertahanan Mikoyan untuk membangun Okhotnik-B, yang akan memiliki kecepatan tertinggi 1.000 km/jam.
Perusahaan kedirgantaraan lain, yang disebut OKB Sokol, telah mengembangkan UAV bernama Altius, yang akan dikirim ke Angkatan Darat Rusia tahun ini.
Pada 21 Februari, dilaporkan Inokhodets telah digunakan dalam 38 misi di Suriah, termasuk 17 serangan terhadap sasaran militan.
Kota yang dipilih untuk menjadi tuan rumah pabrik drone, Dubna, terkenal di Rusia sebagai rumah bagi institut riset nuklir negara itu.
Dubna jadi lokasi MKB Raduga, sebuah perusahaan dirgantara yang terutama berfokus pada produksi rudal.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.