Sekutu Trump, Thomas Barrack, Disidang Dalam Kasus Lobi UEA: Ini Pengakuannya
Sekutu mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku tidak bersalah atas tuduhan melobi diam-diam Amerika Serikat untuk Uni Emirat Arab (UEA)
Editor: hasanah samhudi
Barrack didakwa melakukan konspirasi, menghalangi keadilan, dan membuat pernyataan palsu selama wawancara Juni 2019 dengan agen federal.
Baca juga: Trump Gugat New York City Karena Hentikan Kontrak Lapangan Golf Setelah Kerusuhan di Capitol
Kuasa hukum Barrack mengatakan, kliennya yang memiliki gelang kaki elektronik untuk memenuhi persyaratan pemantauan, berencana untuk tinggal di Aspen, Colorado, sementara dia menunggu persidangan.
Dia juga berjanji untuk hanya terbang dengan penerbangan komersial. Dia tunduk pada jam malam dan berbagai batasan lainnya, termasuk batasan transaksi keuangan dan larangan komunikasi dengan pejabat dari UEA dan Arab Saudi.
Dalam dakwaan yang diajukan pekan lalu, jaksa federal menuduh tiga orang - Barrack, mantan karyawannya Matthew Grimes, dan pengusaha Emirat Rashid al-Malik - gagal mendaftar sebagai pelobi, dan menggunakan pengaruh mereka untuk memajukan kebijakan luar negeri UEA di Amerika Serikat.
Jaksa mengatakan Grimes (27), dan al-Malik (43), bertindak sebagai penghubung bagi para pemimpin UEA, dan juga didakwa dalam tujuh dakwaan.
Grimes juga muncul di pengadilan federal Brooklyn Senin kemarin, di mana pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya.
Baca juga: Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bersitegang, harga minyak jadi naik - mengapa bisa terjadi?
Tapi al-Malik bebas. Dia melarikan diri dari AS tiga hari setelah wawancara April 2018 oleh penegak hukum, kata pihak berwenang. Dia diyakini tinggal di suatu tempat di Timur Tengah.
Barrack adalah penasihat informal untuk kampanye Trump 2016 sebelum menjadi ketua komite pelantikan.
Dakwaan terhadap Barrack tidak membuat tuduhan kesalahan oleh komite pelantikan atau oleh Trump.
Selain menjadi investor real estat utama sebagai CEO Colony Capital, Barrack memiliki ikatan dengan industri film Hollywood.
Variety, seperti dikutip UPI, melaporkan, pada tahun 2010, ia memimpin akuisisi Miramax Films dari Disney dalam kemitraan dengan otoritas investasi negara Qatar, kemudian menjual perusahaan tersebut ke penyiar Qatar beIN Media.
Baca juga: Mata-mata Emirat Arab Sadap Email Pribadi Michele Obama dan Istri Sheikh Qatar
Barrack juga seorang investor di perusahaan produser film Harvey Weinstein.
Barrack mengundurkan diri dari perannya sebagai CEO Colony pada bulan Maret. (Tribunnews.com/Aljazeera/UPI/Hasanah Samhudi)