Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6 Bulan Kudeta Myanmar, Junta Janjikan Pemilu, Sebut akan Akhiri Darurat Militer pada Agustus 2023

Pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing menjanjikan pemilihan umum (Pemilu) ulang dan sebut akan akhiri darurat militer pada Agustus 2023.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 6 Bulan Kudeta Myanmar, Junta Janjikan Pemilu, Sebut akan Akhiri Darurat Militer pada Agustus 2023
Ye Aung THU / AFP
Dalam file foto yang diambil pada 19 Juli 2018 ini, Kepala Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan bersenjata Myanmar, datang untuk memberikan penghormatan kepada pahlawan kemerdekaan Myanmar Jenderal Aung San dan delapan orang lainnya yang dibunuh pada tahun 1947, selama sebuah upacara untuk memperingati 71 tahun Hari Martir di Yangon. Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tak berdarah pada 1 Februari 2021, menahan pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi saat memberlakukan keadaan darurat satu tahun. 

Sebagian dari mereka masih melakukan aksi mogok kerja untuk mendukung kampanye perlawanan sipil nasional.

Baca juga: COVID dan Kudeta: Myanmar Dalam Cengkeraman Krisis Ganda

Rapat ASEAN

Para menteri luar negeri ASEAN akan bertemu pada Senin (2/8/2021) untuk memutuskan utusan khusus yang bakal ditugaskan mengakhiri kekerasan dan memoderatori dialog antara junta dan lawan-lawannya.

PBB, China dan Amerika Serikat, antara lain, telah mengidentifikasi blok Asia Tenggara, yang 10 anggotanya termasuk Myanmar, sebagai yang terbaik untuk memimpin upaya diplomatik untuk memulihkan stabilitas di Myanmar.

Myanmar telah mengalami krisis mematikan karena kudeta, menyebabkan keruntuhkan ekonomi dan ribuan warganya terpaksa mengungsi.

Selain itu, lonjakan infeksi virus corona (Covid-19) telah membuat sistem kesehatan Myanmar kewalahan, memperburuk krisis kemanusiaan dalam sebulan terakhir.

DOKUMENTASI: Foto yang diambil pada 10 Juli 2021 menunjukkan sukarelawan mengenakan APD membawa jenazah korban Covid-19 ke pemakaman di Hlegu, Yangon.
DOKUMENTASI: Foto yang diambil pada 10 Juli 2021 menunjukkan sukarelawan mengenakan APD membawa jenazah korban Covid-19 ke pemakaman di Hlegu, Yangon. (AFP)

Adapun pencarian utusan khusus dimulai pada bulan April 2021, ketika para pemimpin ASEAN menghasilkan konsensus lima poin untuk mengatasi gejolak di Myanmar.

Berita Rekomendasi

PBB dan Amerika Serikat sama-sama mendesak ASEAN untuk mempercepat penunjukan utusan khusus dalam beberapa pekan terakhir.

Menteri Luar Negeri kedua Brunei Darussalam, Erywan Yusof, mengatakan pada Jumat malam bahwa dia berharap keputusan akhir akan dibuat pada Senin (2/8/201`),

Untuk diketahui, Brunei adalah ketua ASEAN tahun ini.

"Tanpa utusan yang memimpin, sangat sulit untuk mengatasi situasi di Myanmar," kata Erywan Yusof.

ASEAN telah sangat terbagi pada utusan itu, dan membahas penunjukan lebih dari satu untuk memecahkan kebuntuan.

Baca juga: Junta Myanmar Klaim Temukan 11 Juta Kecurangan dalam Pemilu 2020 yang Dimenangkan NLD

Baca juga: Sejumlah Rumah di Yangon Myanmar Kibarkan Bendera Kuning untuk Meminta Pertolongan akibat Covid-19

Peran Utusan

Empat sumber diplomatik regional mengatakan Erywan Yusof lebih kemungkinan besar akan menjadi utusan dan dibantu oleh penasihat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas