Anwar Ibrahim dan Rombongan Oposisi Gagal ke Parlemen karena Dihadang Polisi
Oposisi terus mendesak Perdana Menteri Malaysia, namun Anwar Ibrahim dan rombongannya gagal berkonvoi menuju parlemen Malaysia karena diadang polisi
Editor: hasanah samhudi
Sementara oposisi Mukhriz Mahathir mengklaim bahwa pemerintah hampir tidak bertahan.
Baca juga: Warga Malaysia di Singapura Ajukan Petisi agar Bisa Pulang Tanpa Menjalani Karantina Berbayar
Baca juga: Mahathir Mohamad Sebut 4 Orang Ini Berpotensi Jadi Perdana Menteri Baru Malaysia, Tak Ada Nama Anwar
Ia mengatakan, pemerintah menghentikan persidangan parlemen untuk menghindari mosi tidak percaya.
"Mereka khawatir Muhyiddin akan digulingkan. Mereka khawatir mereka akan kehilangan kekuasaan. Mereka menghentikan kami memasuki Parlemen karena mereka takut kami akan menantang mereka untuk mosi tidak percaya," katanya.
Hari Sabtu (31/7/2021), ratusan pengunjuk rasa berbaris damai di pusat kota Kuala Lumpur pada menuntut pengunduran diri Muhyiddin Yassin.
Jalan-jalan di sekitar Lapangan Merdeka, tempat parade Hari Nasional sering diadakan, ditutup sementara pengunjuk rasa berpakaian hitam turun ke jalan.
Demonstrasi tersebut diorganisir oleh koalisi kelompok pemuda dan masyarakat sipil, yang disebut Sekretariat Solidaritas Rakyat (Sekretariat Solidaritas Rakyat).
Baca juga: Mantan Menteri Zaid Ibrahim Sarankan Pembentukan Pemerintahan Baru untuk Atasi Pandemi di Malaysia
Baca juga: Audiensi Raja Malaysia dengan Pemimpin Partai: Mahathir Serang Muhyiddin, Anwar Tekan Status Darurat
Ada yang membawa jenazah tiruan yang dibungkus kain putih untuk melambangkan tingginya angka kematian harian Covid-19 di Malaysia, sebagai kritik terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah.
Koalisi juga menyerukan sidang parlemen penuh dan moratorium pinjaman bank otomatis untuk meringankan kesulitan yang dipicu oleh lockdown Covid-19 yang sedang berlangsung.
Kasus Covid-19 harian Malaysia mencapai rekor tertinggi baru pada hari Sabtu, hari terakhir bulan itu, pada 17.786. Ini lebih dari dua kali lipat dari 6.988 kasus yang terjadi pada 1 Juli.
The Star melaporkan, polisi lalu lintas dan polisi berpakaian preman terlihat berjaga di tempat kejadian.
Beberapa polisi mengenakan topi pengaman berwarna putih dan petugas medis yang mengenakan topi pengaman berwarna merah juga hadir. (Tribunnews.com/NST/TST/Hasanah Samhudi)