Kim Jong Un Muncul dengan Perban di Leher, Spekulasi Kesehatannya Marak Kembali
Perkiraan bahwa Kim Jong Un sakit kembali muncul setelah foto dirinya dengan perban di bagian belakang lehernya saat hadir di lokakarya militer
Editor: hasanah samhudi
Tumor
Para ahli mengatakan kesehatan Kim memiliki implikasi signifikan bagi kedua negara Korea. Ayah Kim, Kim Jong Il, diyakini meninggal setelah serangan jantung pada 2011.
Baca juga: Umumkan Kasus Pertama Covid-19, Kim Jong Un Nyakan Kondisi Darurat dan Lockdown Satu Kota di Korut
Baca juga: Kim Jong Un Sebut KorUt Tak Akan Ada Perang Lagi Berkat Miliki Senjata Nuklir: Masa Depan Terjamin
MoneyToday menyebutkan spekulasi meningkat di Korea Selatan bahwa Kim Jong Un menderita tumor di bagian belakang kepalanya.
Media ini menyebutkan, kakek biologis Kim pernah mengalami pembengkakan sebesar bola bisbol di lehernya, beberapa minggu sebelum dia meninggal pada tahun 1994.
Dokumentasi gambar Kim Jong Un, yang diambil pada tahun 2015, juga menunjukkan pembengkakan serupa di lehernya.
Laporan itu menyebutkan bahwa agen rahasia Seoul pada saat itu mengatakan rumor kesehatan Kim bukan fakta yang dikonfirmasi.
Masalah kesehatan Kim merebak sejak berat badannya turun cepat awal tahun ini.
Baca juga: Korut Meradang Gara-gara Istri Pemimpin Besar Mereka Dihina oleh Pembangkang di Korsel
Baca juga: Belum Ada Laporan Kasus Positif, 12 Negara Ini Masih Aman dari Covid-19, Korut Termasuk
"Melihat rekan kami yang terhormat, Sekretaris Jenderal menjadi kurus seperti itu, semua orang menjadi sangat sedih," kata pria itu kepada media pemerintah. "Semua orang membicarakannya. Kami semua baru saja mulai menangis," ujar seorang warga Pyongyang yang diwawancarai KCTV pada 25 Juni lalu.
Spekulasi baru tentang kesehatan Kim muncul ketika Korea Utara menghadapi kesulitan serius, kekurangan pangan, termasuk pandemi Covid-19. Negara ini juga menghadapi kekurangan obat-obatan dan staf medis.
Pada hari Selasa (3/8/2021), terungkap bahwa Korea Utara melepaskan cadangan beras militer daruratnya karena kekurangan pangan dan kekeringan terus mempengaruhi negara itu.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan kepada komite parlemen bahwa pemerintah Kim membagikan beras kepada warga yang memiliki sedikit makanan serta pekerja dan lembaga negara pedesaan.
Cadangan beras tadinya dimaksudkan untuk digunakan selama masa perang. (Tribunnews.com/UPI/Newsweek/Hasanah Samhudi)