Pria Tunawisma Korban Salah Tangkap, Ditahan di Rumah Sakit Jiwa Selama 2,5 Tahun
Seorang pria tunawisma Joshua Spriestersbach korban salah tangkap dan ditahan di rumah sakit jiwa Hawaii karena mengatakan ia bukan orang yang dicari
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria tunawisma, Joshua Spriestersbach, menjadi korban salah tangkap oleh para pejabat di Hawaii pada 2017. Kepolisian mengira ia adalah pria lain, Thomas Castleberry, yang dicari karena melanggar masa percobaan dalam kasus narkoba tahun 2006
Hawaii Innocence Project mengungkapkan hal itu dalam dokumen pengadilan, Senin (2/8/2021).
Dikutip dari Newsweek, The Hawaii Innocence Project mengajukan petisi Senin malam waktu setempat.
Mereka meminta hakim untuk membatalkan penangkapan dan membersihkan nama Joshua Spriestersbach.
Kisah memilukan Spriestersbach bermula saat ia sedang mengantre makanan di luar tempat penampungan di Honolulu, pada 2017.
Baca juga: VIRAL Pria Tunawisma Cari Masker Bekas di Tempat Sampah, Terpaksa karena Takut Dikenai Denda
Baca juga: Hotel dan Lembaga Sosial di Swiss Sediakan Kamar Gratis Bagi Tunawisma saat Pandemi COVID-19
Dalam kondisi kelaparan dan cuaca yang panas, ia tertidur di trotoar, lapor Associated Press.
Ketika seorang petugas polisi membangunkannya, dia mengira ditangkap karena melanggar peraturan kota yang melarang duduk atau berbaring di trotoar umum.
Ternyata petugas mengira dia adalah seorang pria lain, bernama Thomas Castleberry, yang dicari karena melanggar masa percobaan dalam kasus narkoba tahun 2006.
Hawaii Innocence Project mengatakan, tidak jelas bagaimana bisa terjadi karena Spriestersbach dan Castleberry belum pernah bertemu.
Masalah menjadi rumit dan memilukan bagi Spriestersbach selama lebih 2,5 tahun kemudian.
Baca juga: Selebgram asal Kolombia Prank Tunawisma dengan Berikan Es Krim dari Sabun, Terancam Tuntutan Pidana
Baca juga: Wabah Virus Corona, Malaysia Sediakan Bilik Khusus untuk Tunawisma
Pihak berwenang tak menggubris penjelasannya berulang-ulang bahwa ia bukan Castleberry.
Ia malah dituduh mengalami delusi, sehingga dimasukkan ke Rumah Sakit Negara Bagian Hawaii (HSH) dan dipaksa minum obat sakit jiwa selama dua tahun delapan bulan.
"Semakin Spriestersbach mengatakan tidak bersalah dan ia bukan Castleberry, semakin dia dinyatakan delusi dan psikotik oleh staf HSH, dokter dan obat-obatan keras," kata petisi.
Petisi itu menyebutkan, dapat dimengerti bahwa Spriestersbach gelisah karena ia dipenjara akibat dikira Castleberry.
“Meski ia terus menerus menyangkal sebagai Castleberry dan memberikan alibi selama Castleberry diadili, tidak ada yang memercayainya atau mengambil langkah untuk memverifikasi identitasnya dan menyatakan bahwa apa yang dikatakan Spriestersbach adalah benar, dia bukan Castleberry,” sebut petisi itu.
Baca juga: Otoritas San Francisco Diam-diam Tempatkan Tunawisma Di Hotel Mewah Saat Covid-19
Baca juga: Demi Social Distancing, Ribuan Tunawisma di Australia Dipindah ke Hotel Bintang Lima
Dokumen pengadilan menyebutkan, hanya diperlukan pencarian di Google dan melakukan beberapa panggilan telepon untuk memverifikasi bahwa Spriestersbach berada di pulau lain ketika Castleberry awalnya ditangkap.
Tidak ada yang percaya padanya, termasuk kuasa hukumnya.
Situasi berubah saat seorang psikiater rumah sakit akhirnya mendengarkannya.
Petisi itu menyebutkan, psikiater memanggil seorang detektif ke rumah sakit.
Sidik jari dan foto diverifikasi untuk menentukan apakah Spriestersbach korban salah tangkap dan ditahan dua tahun delapan bulan.
Baca juga: Pria Ini Diduga Beri Makanan Beracun pada 8 Tunawisma di California, Korban Kejang hingga Muntah
Baca juga: Pria Tunawisma Renovasi Rumah 10 Tahun untuk Istri Tercinta, Bandingkan Kondisi yang Dulu & Sekarang
Sebenarnya tidaklah sulit untuk mencari informasi, kata petisi itu, karena Castleberry yang asli telah ditahan di penjara Alaska sejak 2016.
Sejumlah catatan menyebutkan bahwa seorang pria berusia 49 tahun dan bernama Thomas R Castleberry berada di Lembaga Pemasyarakatan Spring Creek di Seward, Alaska.
Kerabat Castleberry tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Sementara pembela publik Alaska yang disediakan untuknya menolak berkomentar.
Hawaii Innocence Project juga menyebut bahwa Spriestersbach mendapat pembela umum yang tidak efektif saat ia diadili dulu.
“Polisi, kantor pembela umum negara bagian, jaksa agung negara bagian, dan rumah sakit melakukan kesalahan yang sama atas kegagalan peradilan ini,” sebut petisi itu.
Baca juga: Begini Kehidupan Tunawisma Inggris yang Tak Mampu Isolasi Mandiri, Dibayangi Ketakutan Corona
Pembela Umum Hawaii James Tabe, Gary Yamashiroya, asisten khusus jaksa agung dan Matt Dvonch, juru bicara kantor jaksa penuntut Honolulu, menolak berkomentar.
9News melaporkan bahwa setelah sidik jari dan foto diverifikasi, para pejabat bergerak cepat.
Namun mereka diam-diam membebaskan Spriestersbach pada Januari 2020, kata petisi tersebut.
Disebutkan, sebuah pertemuan rahasia diadakan dan dihadiri semua pihak, kecuali Spriestersbach.
“Tidak ada catatan pengadilan dari pertemuan ini atau tidak ada catatan pengadilan umum dari pertemuan ini. Tidak ada entri atau perintah yang mencerminkan kegagalan keadilan yang terjadi atau temuan bahwa Spriestersbach bukan Thomas Castleberry," kata dokumen pengadilan.
Baca juga: Upaya Besar-besaran Los Angeles Pindahkan Tunawisma dari Jalanan ke Hotel
Pengacaranya mengatakan, para pejabat tidak kan percaya Spriestersbach atau tidak akan ada yang peduli dengan pria tunawisma yang tertidur menunggu makanan.
Setelah dibebaskan, Spriestersbach kembali tinggal di tempat penampungan tunawisma. Pihak penampungan menghubungi adiknya, Vedanta Griffith, yang selama 16 tahun mencari abangnya.
Spriestersbach (50) kini tinggal bersama adiknya di Vermont. Ia menolak berkomentar tentang kisahnya ini.
Ia juga menolak untuk meninggalkan lingkungan rumah adiknya.
"Dia sangat takut mereka akan membawanya lagi," kata Vedanta Griffith. (Tribunnews.com/9News/Newsweek/Hasanah Samhudi)