Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deklarasi Darurat Covid-19 di Jepang Diperpanjang Hingga September, Kemungkinan Wilayahnya Diperluas

Jumlah kasus baru virus corona melebihi 20.000 untuk pertama kalinya pada tanggal 13 Agustus.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Deklarasi Darurat Covid-19 di Jepang Diperpanjang Hingga September, Kemungkinan Wilayahnya Diperluas
Richard Susilo
Kantor PM Jepang di Nagatacho Tokyo 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Deklarasi Darurat (PSBB) Covid-19 di Jepang akan diperpanjang satu bulan hingga akhir September 2021 dan cakupannya akan diperluas.

Saat ini PSBB hanya diberlakukan di Tokyo dan 5 prefektur lain (Osaka, Chiba, Saitama, Kanagawa dan Okinawa).

"Dengan penyebaran virus corona yang tak terbendung, pemerintah telah memutuskan untuk mempertimbangkan apakah perlu memperluas area yang dicakup oleh keadaan darurat sambil menilai situasi infeksi pada akhir pekan ini, dan menteri terkait akan membahas minggu depan," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (14/8/2021).

Jumlah kasus baru virus corona melebihi 20.000 untuk pertama kalinya pada tanggal 13 Agustus.

Dan di Tokyo, jumlah kasus baru adalah 5.773 dan jumlah orang yang sakit parah adalah 227, keduanya merupakan yang tertinggi yang pernah ada.

Situasi terus berlanjut di mana ekspansi tidak dapat dihentikan.

Baca juga: Salah Naik Bus, Dibantu Volunteer Olimpiade Jepang Akhirnya Dapat Medali Emas

Berita Rekomendasi

Dalam keadaan ini, Perdana Menteri Yoshihide Suga membahas langkah-langkah masa depan dengan Menteri Revitalisasi Ekonomi Nishimura dan Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Tamura pada tanggal 13 Agustus kemarin.

Pemerintah telah mengatakan bahwa ada langkah untuk meminta keadaan darurat dari pemerintah daerah yang situasi infeksinya memburuk.

Dan saat menilai situasi infeksi pada akhir pekan, area target deklarasi yang dikeluarkan untuk 6 prefektur seperti Tokyo dan Osaka akan diperluas.

"Kami berencana untuk mempertimbangkan perlu atau tidaknya perluasan tersebut, dan minggu depan menteri terkait akan membahasnya lagi," ujarnya.

Di sisi lain, Perdana Menteri Suga menekankan pada tanggal 13 Agustus bahwa ia telah menetapkan sistem vaksinasi, yang memungkinkan 80 persen dari populasi target vaksinasi dosis dua pada awal Oktober 2021.

Selain melanjutkan vaksinasi, pemerintah telah memutuskan untuk mempromosikan upaya untuk mencegah kejengkelan masyarakat, seperti mendirikan pangkalan di dekat pusat di mana pemberian obat terapeutik yang baru disetujui sebagai apa yang disebut "terapi koktail antibodi" atau Antibody Cocktail (AC) dapat dikonsentrasikan.

Baca juga: PM Jepang Gunakan Oksigen Station Untuk Antisipasi Pasien Corona

Antibody Cocktail (AV) juga telah diminta PM Suga agar digunakan pula karena telah disahkan pemerintah 20 Juli lalu.

AC disampaikan melalui infus satu kali, koktail menggabungkan antibodi monoklonal casirivimab dan imdevimab, yang mengikat permukaan virus untuk mencegah replikasinya.

AC Ditujukan untuk pasien dengan risiko mendasar, seperti penyakit kronis atau obesitas, dengan gejala ringan hingga sedang.

Pengobatan ini dapat diberikan kepada orang dewasa dan anak-anak dengan berat 40 kg atau lebih.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas