Konflik Afghanistan: Kekacauan di Bandara, Presiden Ghani Larikan Diri dengan Helikopter Penuh Uang
UPDATE Konflik di Afghanistan: Terjadi kekacauan di Bandara di Kota Kabul hingga Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dengan helikopter penuh uang.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Qatar Evakuasi Diplomat dan Staf Asing
Qatar mengatakan sedang melakukan yang terbaik untuk membantu mengevakuasi diplomat dan staf asing di organisasi internasional yang ingin meninggalkan Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, yang negaranya telah memainkan peran kunci dalam mencoba mencapai penyelesaian politik di Afghanistan, mengatakan pada konferensi pers di ibukota Yordania bahwa Doha juga mencari transisi damai setelah penarikan pasukan AS.
"Ada kekhawatiran internasional tentang laju perkembangan yang cepat dan Qatar melakukan yang terbaik untuk membawa transisi damai, terutama setelah kekosongan yang terjadi," kata Al-Thani.
Qatar, yang memiliki hubungan baik dengan Taliban, juga bekerja untuk memastikan akan ada gencatan senjata lengkap di seluruh negeri dan stabilitas itu berlaku, tambahnya.
Rusia Sebut Presiden Ghani Melarikan Diri dengan Mobil dan Helikopter Penuh Uang
Kedutaan Rusia di Kabul mengatakan bahwa Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah melarikan diri dari negara itu dengan empat mobil dan sebuah helikopter penuh uang tunai.
Akan tetapi, sejumlah uang ditinggalkan Ghani karena tidak semuanya dapat terangkut, laporkan kantor berita RIA.
"Empat mobil penuh dengan uang, mereka mencoba memasukkan bagian lain dari uang itu ke dalam helikopter, tetapi tidak semuanya muat. Dan sebagian dari uang itu dibiarkan tergeletak di aspal," kata Nikita Ishchenko, juru bicara kedutaan Rusia di Kabul.
Jerman Evakuasi 10.000 Warga Afghanistan
Jerman mungkin perlu mengevakuasi sebanyak 10.000 orang dari Afghanistan, kata Kanselir Angela Merkel kepada rekan-rekan partainya, menurut sumber-sumber partai.
Jumlah tersebut termasuk 2.500 staf pendukung Afghanistan serta aktivis hak asasi manusia, pengacara, dan lainnya yang dianggap berisiko oleh pemerintah jika mereka tetap berada di negara itu.
Dia juga mengatakan bahwa Jerman harus bekerja sama dengan negara-negara yang berbatasan dengan Afghanistan untuk mendukung mereka yang melarikan diri.
"Topik ini akan membuat kita sibuk untuk waktu yang sangat lama," katanya.