Mantan Presiden AS George W. Bush Ungkap Kesedihan Mendalam atas Apa yang Terjadi di Afghanistan
Mantan Presiden AS George W Bush mengatakan ia dan mantan Ibu Negara Laura Bush merasakan "kesedihan mendalam" atas apa yang terjadi di Afghanistan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Dalam perkembangan terbaru, ribuan warga Afghanistan menyerbu bandara utama Kabul untuk meninggalkan negara yang kini dikuasi Taliban tersebut.
Beberapa bahkan dilaporkan nekat berpegangan pada badan pesawat saat lepas landas hingga akhirnya terjatuh, dilansir ABC.
Sedikitnya tujuh orang tewas dalam kekacauan pada hari Senin (16/8/2021), menurut pejabat AS.
Kerumunan orang yang menyerbu bandara terjadi ketika Taliban menguasai ibu kota setelah terjadi berbagai serangan di seluruh negeri sepanjang minggu.
Baca juga: Taliban Berkuasa, Joe Biden Salahkan Presiden dan Militer Afghanistan yang Enggan Berjuang
Baca juga: SOSOK Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan yang Kabur saat Taliban Kuasai Negara, Dinilai Memalukan
Seorang jenderal tinggi Pentagon bertemu dengan Taliban di Doha untuk mendesak mereka agar tidak menyerang penduduk yang berusaha melarikan diri dari Afghanistan, kata seorang pejabat pertahanan.
Seorang pejabat AS mengatakan pasukannya melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah orang-orang yang mencoba memaksa masuk ke pesawat militer.
Pesawat itu membawa diplomat dan staf kedutaan keluar dari Kabul.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan puluhan orang berlarian di samping pesawat angkut militer AS saat meluncur di sepanjang landasan pacu sebelum lepas landas.
Beberapa yang lainnya terlihat menempel di sisi pesawat.
Video muncul menunjukkan setidaknya dua orang jatuh dari pesawat itu setelah pesawat lepas landas.
Jatuhnya korban dari pesawat belum diverifikasi.
Pasukan AS kemudian membersihkan landasan pacu untuk memungkinkan penerbangan dilanjutkan.
Saksi mata mengatakan ratusan orang terjebak di antara pasukan Amerika yang berusaha mendorong mereka keluar dari bandara dan pasukan Taliban yang berusaha menahan mereka.
Militer AS mengatakan akan meningkatkan penerbangan menggunakan pesawat yang mampu mengangkut hingga 300 orang sekaligus, untuk memaksimalkan kapasitas evakuasi hingga 5.000 orang per hari.