Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan

Pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, akhirnya kembali ke Afghanistan setelah 20 tahun dalam pengasingan.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
zoom-in SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan
ANADOLU AGENCY
Wakil Pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar. 

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, akhirnya muncul setelah bertahun-tahun menjadi sosok misterius.

Mujahid yang selama ini hanya bersuara di ujung telepon, menampakkan wajahnya untuk pertama kali di hadapan wartawan pada Selasa (17/8/2021) waktu setempat.

Dikutip dari BBC, dalam konferensi pers, Selasa, Mujahid berjanji akan menghormati hak-hak perempuan dan memaafkan mereka yang memerangi Taliban.

Kendati demikian, Mujahid tidak menjelaskan lebih lanjut soal pernyataan Taliban yang mengatakan akan menghormati hak-hak perempuan.

Namun, Taliban telah mendorong perempuan untuk kembali bekerja dan mengizinkan anak-anak gadis kembali bersekolah.

Mengutip AP News, Taliban juga memastikan Afghanistan tidak menjadi surga bagi teroris.

Mujahid mengatakan, Taliban tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai pangkalan untuk menyerang negara lain, seperti pada tahun-tahun sebelum tragedi 9/11.

Baca juga: Pengamat Nilai Taliban Telah Berubah setelah 20 Tahun, tapi Publik Masih Butuh Waktu untuk Percaya

Baca juga: Norwegia Pasrah Alutsista Mereka Akan Jatuh ke Tangan Taliban

Berita Rekomendasi

Jaminan itu adalah bagian dari kesepakatan damai 2020 yang dicapai antara Taliban dan pemerintahan Donald Trump, yang membuka jalan bagi penarikan tentara Amerika Serikat (AS).

Mujahid menegaskan kembali bahwa Taliban telah menawarkan amnesti penuh pada warga Afghanistan yang bekerja untuk AS dan pemerintah yang didukung Barat.

Dia mengatakan media swasta harus "tetap independen", tetapi jurnalis "tidak boleh melawan nilai-nilai nasional."

Pernyataan ini merupakan bagian dari publisitas yang bertujuan untuk meyakinkan kekuatan dunia dan warga yang ketakutan.

Baca artikel terkait konflk di Afghanistan

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas