3 Sosok Dinilai Jadi Penyebab Runtuhnya Afghanistan: Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani
Jenderal tentara Afghanistan, Sami Sadat, menilai 3 sosok jadi penyebab runtuhnya negaranya. Mereka adalah Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Jenderal tentara Afghanistan, Sami Sadat, menulis sebuah opini untuk New York Times, dan ia merinci bagaimana pasukan militer negaranya tidak seperti yang dipikirkan dunia selama ini.
Dalam opininya tersebut, Sadat mengatakan tentara Afghanistan kehilangan keinginannya untuk berperang karena "rasa ditinggalkan" oleh pasukan Amerika Serikat (AS).
Diketahui, setelah Taliban menguasai Afghanistan, Minggu (15/8/2021), dunia mempertanyakan efisiensi tentara negara itu.
Dikutip dari Hindustan Times, Sadat menuturkan pasukannya menghadapi kronisme dan birokrasi.
Namun saat Presiden Joe Biden mengatakan pasukan AS tak harus berjuang untuk Afghanistan, tentara Afghanistan kehilangan keinginan untuk berperang.
Baca juga: Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman
Baca juga: Sosok Zarifa Ghafari, Sempat Pasrah Dibunuh Taliban, Kini Wali Kota Wanita Afghanistan Ini di Jerman
"Saya seorang jenderal bintang tiga di Angkatan Darat Afghanistan. Selama 11 bulan sebagai komandan 215 Korps Maiwand, saya memimpin 15.000 orang dalam operasi tempur melawan Taliban di Afghanistan barat daya."
"Saya telah kehilangan ratusan perwira dan tentara. Itu sebabnya saya merasa lelah dan frustrasi, saya ingin menunjukkan sudut pandang lain dan membela kehormatan Angkatan Darat Afghanistan."
"Saya di sini bukan untuk membebaskan Angkatan Darat Afghanistan dari kesalahan. Tetapi kenyataannya, banyak dari kami bertempur gagah, berani, dan terhormat, hanya untuk dikecewakan oleh kepemimpinan AS dan Afghanistan," bebernya.
Lebih lanjut, Sadat menyebut ia berada dalam pertempuran di Lashkar Gah saat Ashraf Ghani menunjuknya sebagai komandan pasukan khusus Afghanistan.
Ia harus meninggalkan pasukannya untuk datang ke Kabul.
Saat itu tanggal 15 Agustus, sudah terlambat karena Taliban telah mencapai Kabul.
Kemudian Ghani mempercayakan Sadat dengan tugas mengamankan Kabul dan sang presiden pun meninggalkan Afghanistan.
"Tapi, saya bahkan tidak pernah punya kesempatan, Taliban mendekat dan Tuan Ghani melarikan diri," ujarnya.
Pada malam itu juga, di tanggal 15 Agustus, Ghani meninggalkan Afghanistan.