Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Sosok Dinilai Jadi Penyebab Runtuhnya Afghanistan: Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani

Jenderal tentara Afghanistan, Sami Sadat, menilai 3 sosok jadi penyebab runtuhnya negaranya. Mereka adalah Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in 3 Sosok Dinilai Jadi Penyebab Runtuhnya Afghanistan: Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani
AFP Jim Watson/Brendon Smialowski/Kantor Pers Presiden Afghanistan
Mantan Presiden AS, Donald Trump; Presiden AS, Joe Biden; dan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Jenderal tentara Afghanistan, Sami Sadat, menilai Trump, Biden, dan Ghani menjadi penyebab runtuhnya Afghanistan. 

Belakangan, Ghani membantah dirinya kabur dari negaranya.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (Twitter @ARG_AFG)

Baca juga: Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban

Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn

Mengutip The Straits Time, Ghani mengklaim kepergian dirinya untuk menghindari pertumpahan darah.

"Untuk saat ini, saya berada di UEA agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," ujarnya, Rabu (18/8/2021), lewat sebuah video yang diunggah di laman Facebook-nya.

Dengan Ghani pergi, tidak ada peluang negosiasi untuk pengaturan sementara, tulis Sadat yang menegaskan bahwa tentara Afghanistan tidak seperti yang dituduhkan dunia.

Mereka melawan hari demi hari, katanya.

Tetap saja, tentara gagal, dan menurut Sadat, ada tiga alasan yang menyebabkan kegagalan tersebut.

Mantan Presiden Donald Trump berbicara selama konferensi pers yang mengumumkan gugatan terhadap perusahaan teknologi besar di Trump National Golf Club Bedminster pada 07 Juli 2021 di Bedminster, New Jersey.
Mantan Presiden Donald Trump berbicara selama konferensi pers yang mengumumkan gugatan terhadap perusahaan teknologi besar di Trump National Golf Club Bedminster pada 07 Juli 2021 di Bedminster, New Jersey. (Michael M. Santiago/Getty Images/AFP)

Dilansir The Independent, alasan yang pertama dimulai dari adanya perjanjian damai pemerintahan Donald Trump dengan Taliban yang dibuat di Doha, Qatar, pada Februari 2020.

Berita Rekomendasi

Kesepakatan itu dinilai Sadat telah menghancurkan negaranya karena ada persyaratan untuk penarikan AS tanpa pembagian kekuasaan konkret antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Menurut Sadat, kesepakatan itu memberi tenggat waktu bagi kehadiran AS di negara itu, yang memungkinkan Taliban menunggu dan merebut kembali Afghanistan begitu pasukan Amerika pergi.

Alasan kedua, karena pemerintahan Joe Biden terus melanjutkan rencana pemerintahan Trump untuk menarik kembali pasukan serta ribuan kontraktor militer yang penting untuk mempertahankan pasokan bagi pasukan dan tekonologi seperti helikopter dan drone.

Baca juga: AS Tak Lagi Anggap Ashraf Ghani Tokoh Afghanistan, Abaikan Janji Ghani Kembali ke Negaranya

Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan

Presiden AS Joe Biden berbicara selama acara BBQ 4 Juli untuk merayakan Hari Kemerdekaan di Halaman Selatan Gedung Putih 4 Juli 2021 di Washington, DC
Presiden AS Joe Biden berbicara selama acara BBQ 4 Juli untuk merayakan Hari Kemerdekaan di Halaman Selatan Gedung Putih 4 Juli 2021 di Washington, DC (Alex Wong/Getty Images/AFP)

"Saya sedih melihat Tuan Biden dan pejabat Barat menyalahkan Angkatan Darat Afghanistan karena keruntuhan negara kami, tanpa menyebutkan alasan mendasar yang terjadi," katanya.

"Perpecahan politik di Kabul dan Washington mencekik tentara dan membatasi kemampuan kami untuk melakukan pekerjaan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Sadat menuturkan aturan keterlibatan dukungan udara AS untuk pasukan keamanan Afghanistan secara efektif berubah dalam semalam, dan Taliban menjadi berani.

"Mereka bisa merasakan kemenangan dan tahu itu hanya masalah menunggu AS (pergi). Sebelum kesepakatan itu, Taliban belum memenangkan apapun."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas