3 Sosok Dinilai Jadi Penyebab Runtuhnya Afghanistan: Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani
Jenderal tentara Afghanistan, Sami Sadat, menilai 3 sosok jadi penyebab runtuhnya negaranya. Mereka adalah Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Belakangan, Ghani membantah dirinya kabur dari negaranya.
Baca juga: Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban
Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn
Mengutip The Straits Time, Ghani mengklaim kepergian dirinya untuk menghindari pertumpahan darah.
"Untuk saat ini, saya berada di UEA agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," ujarnya, Rabu (18/8/2021), lewat sebuah video yang diunggah di laman Facebook-nya.
Dengan Ghani pergi, tidak ada peluang negosiasi untuk pengaturan sementara, tulis Sadat yang menegaskan bahwa tentara Afghanistan tidak seperti yang dituduhkan dunia.
Mereka melawan hari demi hari, katanya.
Tetap saja, tentara gagal, dan menurut Sadat, ada tiga alasan yang menyebabkan kegagalan tersebut.
Dilansir The Independent, alasan yang pertama dimulai dari adanya perjanjian damai pemerintahan Donald Trump dengan Taliban yang dibuat di Doha, Qatar, pada Februari 2020.
Kesepakatan itu dinilai Sadat telah menghancurkan negaranya karena ada persyaratan untuk penarikan AS tanpa pembagian kekuasaan konkret antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Menurut Sadat, kesepakatan itu memberi tenggat waktu bagi kehadiran AS di negara itu, yang memungkinkan Taliban menunggu dan merebut kembali Afghanistan begitu pasukan Amerika pergi.
Alasan kedua, karena pemerintahan Joe Biden terus melanjutkan rencana pemerintahan Trump untuk menarik kembali pasukan serta ribuan kontraktor militer yang penting untuk mempertahankan pasokan bagi pasukan dan tekonologi seperti helikopter dan drone.
Baca juga: AS Tak Lagi Anggap Ashraf Ghani Tokoh Afghanistan, Abaikan Janji Ghani Kembali ke Negaranya
Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan
"Saya sedih melihat Tuan Biden dan pejabat Barat menyalahkan Angkatan Darat Afghanistan karena keruntuhan negara kami, tanpa menyebutkan alasan mendasar yang terjadi," katanya.
"Perpecahan politik di Kabul dan Washington mencekik tentara dan membatasi kemampuan kami untuk melakukan pekerjaan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Sadat menuturkan aturan keterlibatan dukungan udara AS untuk pasukan keamanan Afghanistan secara efektif berubah dalam semalam, dan Taliban menjadi berani.
"Mereka bisa merasakan kemenangan dan tahu itu hanya masalah menunggu AS (pergi). Sebelum kesepakatan itu, Taliban belum memenangkan apapun."