Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman

Haji Mohammad Idris ditunjuk Taliban menjadi gubernur bank sentral Afghanistan yang baru. Namun, ia ternyata tak punya pengalaman di bidang keuangan.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman
AFP/-
Pejuang Taliban duduk di atas kendaraan di sebuah jalan di provinsi Laghman, Afghanistan. pada 15 Agustus 2021. (STR/AFP) 

Sementara itu, mantan wakil menteri keuangan Afghanistan, Gul Maqsood Sabit, mengaku belum pernah medengar tentang Idris.

Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn

Baca juga: AS Tak Lagi Anggap Ashraf Ghani Tokoh Afghanistan, Abaikan Janji Ghani Kembali ke Negaranya

"Tidak sama sekali," kata Sabit singkat, yang kini tinggal di California dan bekerja sebagai dosen, dikutip dari NBC News.

"Orang ini adalah seseorang yang bertugas di Komisi Ekonomi Taliban."

"Ia adalah seorang guru di (sekolah agama) di Pakistan dan dari sanalah ia berasal."

"Hanya itu yang kami ketahui tentang Idris dan sekarang ia mengelola bank sentral."

"Ia mungkin tidak punya pengalaman sama sekali," bebernya.

Pengamat Menilai Penunjukan Idris Bisa Membuat Perekonomian Afghanistan Makin Merosot

(FILES) File foto ini diambil pada tanggal 4 November 2001 menunjukkan penduduk desa Kalaqata di Afghanistan timur laut di provinsi Takhar yang melarikan diri dari daerah garis depan saat pesawat tempur AS mengebom posisi Taliban di dekatnya. - Presiden AS George W. Bush pada 7 Oktober 2001 meluncurkan
(FILES) File foto ini diambil pada tanggal 4 November 2001 menunjukkan penduduk desa Kalaqata di Afghanistan timur laut di provinsi Takhar yang melarikan diri dari daerah garis depan saat pesawat tempur AS mengebom posisi Taliban di dekatnya. - Presiden AS George W. Bush pada 7 Oktober 2001 meluncurkan "perang melawan teror" sebagai tanggapan atas serangan 11 September, dengan serangan udara ke Afghanistan setelah pemerintah Taliban melindungi Osama bin Laden dan gerakan Al-Qaeda-nya, yang mendalangi 9/11. Setelah dua dekade di Afghanistan, perang terpanjang AS telah berakhir dengan runtuhnya pemerintahan di Kabul pada 15 Agustus 2021 dengan Taliban kembali mengambil kendali pemerintahan di Afghanistan.. (JOEL ROBINE/AFP) (AFP/JOEL ROBINE)
Berita Rekomendasi

Masih dikutip dari NBC News, pengamat Afghanistan dan pakar keuangan mengatakan penunjukan Idris adalah tanda terbaru bahwa tanpa intervensi lebih lanjut dari komunitas internasional, ekonomi negara itu bisa lebih menderita daripada yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.

Diketahui, tak lama setelah pemerintahan Ashraf Ghani jatuh pada Minggu (15/8/2021), perdagangan di Afghanistan dan mata uang negara merosot dan jatuh hampir delapan persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Namun, sejak Selasa (17/8/2021), mata uang lokal relatif stabil, mungkin karena dibekukan - sekarang hampir tak mungkin memindahkan uang ke dalam atau luar negeri.

Dengan pegawai pemerintah tidak dibayar dan bank tak buka, perdagangan sebagai transaksi sehari-hari pun sulit.

Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan

Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon

"Tidak ada transaksi yang terjadi," kata Sabit.

"Orang-orang punya uang tunai dan mereka akan menyimpannya."

Tak lama setelahnya, Bank Dunia mengumumkan mereka telah "menghentikan pencairan" - memberikan uang untuk bantuan dan proyek-proyek pembangunan - ke Afghanistan karena kekhawatiran soal ketidakstabilan di negara itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas