Studi: Risiko Miokarditis Sedikit Meningkat Karena Vaksin, Tapi Lebih Banyak Karena Covid-19
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Rabu kemarin di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penggunaan vaksin virus corona (Covid-19)
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Rabu kemarin di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer yang banyak digunakan secara global sedikit meningkatkan risiko peradangan jantung (miokarditis).
Namun risiko peradangan ini ternyata lebih tinggi dialami mereka yang terinfeksi Covid-19.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (26/8/2021), diantara setiap 100.000 orang yang mendapatkan vaksin, 1 hingga 5 orang kemungkinan akan mengembangkan kondisi miokarditis.
Para peneliti melaporkan temuan ini berdasar pada data dari Clalit Health Services di Israel.
Data tersebut muncul beberapa hari setelah vaksin Pfizer-BioNTech menjadi vaksin pertama yang sepenuhnya disetujui penggunaannya di Amerika Serikat (AS) untuk orang berusia di atas 16 tahun.
Persetujuan ini tentu saja menjadi langkah yang berpotensi membujuk para warga yang selama ini skeptis terhadap vaksin untuk mau menjalani program vaksinasi Covid-19.
Baca juga: Pfizer Minta Persetujuan Vaksin Booster, WHO Tegaskan Dosis Pertama Harus Jadi Prioritas
Para peneliti ini membandingkan tingkat efek samping pada 884.828 individu yang telah divaksinasi dengan jumlah yang sama untuk orang yang tidak divaksinasi.
Secara keseluruhan, 21 orang melaporkan miokarditis pada kelompok yang telah divaksinasi, mayoritas merupakan laki-laki berusia muda.
Angka ini lebih banyak jika dibandingkan dengan 6 orang diantara mereka yang tidak atau belum divaksinasi.
"Sebagian besar efek samping yang dirasakan oleh orang yang telah divaksinasi adalah ringan, namun beberapa mengalami efek seperti miokarditis dan berpotensi serius," kata para peneliti.
Para peneliti juga menganalisis tingkat efek samping pada lebih dari 240.000 pasien yang terinfeksi Covid-19.
Hasilnya menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 itu sendiri merupakan faktor risiko yang sangat kuat bagi seseorang untuk mengalami miokarditis, dan juga secara substansial meningkatkan risiko efek samping serius lainnya.
Seperti yang disampaikan peneliti dari Stanford University, Dr Grace Lee yang editorialnya diterbitkan bersama laporan tersebut.
"Bagi saya, ini adalah makalah yang sangat bagus, sebagian karena sebenarnya mengambil data dari sistem yang sama dan mencoba memberikan lebih banyak informasi. Tidak hanya tentang potensi risiko vaksinasi, namun juga potensi manfaat vaksinasi," kata Dr Grace.
Vaksin Pfizer dan vaksin mRNA saingannya yakni Moderna saat ini telah berada di bawah pengawasan peraturan di beberapa negara, setelah beberapa laporan menyebutkan temuan kasus miokarditis.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan pada Juni lalu bahwa mereka melihat kemungkinan adanya hubungan antara kasus-kasus seperti itu dengan vaksin Pfizer.