Vietnam Desak WHO Kirim Lebih Banyak Vaksin Saat Kasus Covid-19 Melonjak
Peningkatan kasus positif Covid-19 ini didorong oleh munculnya varian Delta yang diketahui lebih cepat dan mudah menular.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HANOI - Vietnam memang berhasil menekan angka penyebaran virus corona (Covid-19) pada tahun lalu, namun sejak April 2021 negara itu telah berurusan dengan wabah besar virus tersebut yang terjadi di Kota Ho Chi Minh.
Peningkatan kasus positif Covid-19 ini didorong oleh munculnya varian Delta yang diketahui lebih cepat dan mudah menular.
Baca juga: Kunjungan Wapres AS Kamala Harris ke Vietnam Sempat Tertunda karena Adanya Laporan Sindrom Havana
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (25/8/2021), mayoritas dari 370.000 kasus Covid-19 telah terdeteksi sejak Mei lalu di negara itu dan kasus infeksi harian melonjak di atas angka 10.000 untuk kali pertama pada bulan ini.
Temuan ini tentunya membebani rumah sakit di bagian selatan Vietnam dan meningkatkan angka kasus kematian.
Seperti yang disampaikan Ahli Penyakit Menular senior di National University Hospital di Singapura, Dale Fisher yang menyindir bahwa temuan kasus ini merupakan 'contoh yang bagus'.
Karena angka vaksinasi di negara itu masih sangat minim, dan berbeda jauh dari tingkat vaksinasi di negara maju yang 'memborong' vaksin Covid-19.
Baca juga: Vietnam Lockdown Total, Tentara Dikerahkan Periksa Warga di Jalan-jalan Ho Chi Minh
"Ini adalah contoh yang sangat baik dari sebuah negara tertinggal, saat semua negara kaya di dunia mengambil vaksin terlebih dahulu. Kerugian ini hanya akan diperburuk oleh kondisi di mana negara-negara itu menerapkan dosis ketiga (booster) untuk pencegahan, sementara negara-negara seperti Vietnam berjuang dalam tingkat vaksin hanya satu digit," kata Fisher.
Perlu diketahui, Vietnam sejauh ini telah sepenuhnya menginokulasi hanya 2 persen dari 98 juta populasinya, angka ini termasuk capaian yang terendah di kawasan Asia.
Hal itu karena negara tersebut memilih kebijakan untuk menahan dan tidak terburu-buru dalam memperoleh vaksin.
Sementara itu, Dosen Ilmu Kedokteran senior di Australian Chatolic University, Roger Lord mengatakan Vietnam berpotensi menyusul Indonesia sebagai episentrum selanjutnya.
"Jika tingkat vaksinasi tetap terlalu rendah, Vietnam tidak hanya dapat menyusul Indonesia (sebagai episentrum berikutnya), namun juga berisiko memiliki varian lain yang lebih mungkin terjadi pada populasi yang tidak atau belum divaksinasi," kata Lord.
Namun karena varian Delta telah mengubah semua asumsi tentang virus corona, Vietnam kini ikut 'bersaing' untuk mengamankan lebih banyak vaksin.
Baca juga: Corona, Daihatsu Jepang Istirahatkan Produksi 17 Hari Kekurangan Suku Cadang dari Vietnam
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh telah mengirimkan surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa kemarin dan mendesak program berbagi vaksin COVAX untuk memprioritaskan Vietnam 'dengan cara tercepat dan dengan volume sebesar mungkin'.