Vietnam Desak WHO Kirim Lebih Banyak Vaksin Saat Kasus Covid-19 Melonjak
Peningkatan kasus positif Covid-19 ini didorong oleh munculnya varian Delta yang diketahui lebih cepat dan mudah menular.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Upaya vaksinasi yang lambat di negara itu sebenarnya juga dipengaruhi oleh rencana pengadaan Vietnam.
Karena negara satu ini berbeda dengan banyak negara tetangganya yang sangat bergantung pada China untuk pasokan vaksin, karena terbatasnya akses terhadap vaksin yang diproduksi raksasa farmasi negara Barat, seperti Pfizer dan Moderna.
Vietnam yang selama ini memiliki 'perasaan anti-China' yang sangat kuat, baru menerima sekitar 2,7 juta vaksin dari China.
Sebaliknya, Kamboja, Laos dan Indonesia, telah berhasil menjaga tingkat vaksinasi lebih tinggi dengan mengandalkan pasokan dari China.
Pada pertemuan dengan Chinh pada hari Selasa kemarin, Duta Besar China mengatakan akan menyumbangkan 2 juta dosis vaksinnya.
Pernyataan itu disampaikan hanya sehari sebelum Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengumumkan rencana untuk menawarkan 1 juta dosis vaksin Pfizer/BioNTech.
Di tengah pengiriman vaksin yang lambat, Vietnam telah memberlakukan sistem penguncian (lockdown) dan memobilisasi pasukan untuk membatasi pergerakan warganya di Kota Ho Chi Minh.
Ini merupakan sebuah strategi eliminasi yang juga diadopsi oleh Australia.
"Saat jumlah kasus menjadi sangat tinggi dan mungkin ini karena dipicu varian Delta, lockdown ini secara signifikan menjadi kurang efektif dan membuat pelacakan kontak (tracing) menjadi sangat sulit," tegas Lord.