Cerita Korban Ledakan Bandara di Kabul Afghanistan: Seperti Melihat Kiamat, Korban Tewas Terlantar
Sebanyak 60 warga Afghanistan dan 13 tentara AS tewas setelah terjadi dua ledakan di luar Bandara Internasional di Kabul pada Kamis (26/8).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 60 warga Afghanistan dan 13 tentara AS tewas setelah terjadi dua ledakan di luar Bandara Internasional di Kabul, Afghanistan pada Kamis (26/8/2021).
Serangan yang diklaim ISKP (ISIS-K), afiliasi kelompok ISIL (ISIS) di Afghanistan, itu juga menyebabkan puluhan orang terluka.
Seorang saksi mata, yang merupakan mantan karyawan kelompok pembangunan internasional dengan visa imigran khusus AS menceritakan tragedi saat itu.
Pria ini sebelumnya ikut dalam kerumunan orang yang ingin masuk bandara Kabul.
Baca juga: Biden Bersumpah Memburu Pengebom di Luar Bandara Kabul, ISIS-Khorasan Klaim Bertanggung Jawab
Baca juga: Siapa ISIS-K? Militan yang Ledakkan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul, Apa Hubungannya dengan Taliban?
Bersama ribuan orang lainnya, dia berharap bisa ikut di salah satu penerbangan untuk keluar dari Afghanistan.
Pria ini mengaku mengantre di dekat 'Abbey Gate' bandara selama sekitar 10 jam.
Lalu sekitar pukul 5 sore, tiba-tiba terjadi ledakan yang kuat.
"Seolah-olah seseorang menarik tanah dari bawah kaki saya; untuk sesaat saya pikir gendang telinga saya pecah dan saya kehilangan indera pendengaran," kata pria itu, dikutip dari Reuters.
"Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti tornado menerbangkan kantong plastik ke udara. Saya melihat tubuh, bagian tubuh, pria tua dan terluka, wanita dan anak-anak di lokasi ledakan."
"Tidak mungkin melihat kiamat dalam kehidupan ini, tetapi hari ini saya melihat kiamat, saya menyaksikannya dengan mata kepala sendiri," ujarnya.
Pria ini menolak disebutkan namanya karena takut akan menjadi sasaran Taliban.
Militan Afghanistan yang baru berkuasa kembali ini dikhawatirkan akan memburu orang-orang yang bekerja dengan pemerintah dan militer asing.
Namun Taliban sendiri berjanji akan menghormati hak-hak warga Afghanistan dan tidak akan balas dendam.
Serangan bom bunuh diri biasa terjadi di Kabul pasca Taliban pertama kali digulingkan 20 tahun lalu.