Fadli Zon: Taliban Bisa Jadi Harapan Baru bagi Stabilitas Politik di Afghanistan
Fadli Zon berpendapat adanya Taliban bisa menjadi harapan baru bagi stabilitas politik di Afghanistan.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Fadli Zon berpendapat adanya Taliban bisa menjadi harapan baru bagi stabilitas politik di Afghanistan.
"Menurut saya langkah yang dilakukan oleh Taliban dengan melakukan pengampunan massal itu adalah langkah simpati, langkah yang bisa menjadi semacam awal dari rekonsiliasi nasional dengan membentuk sebuah pemerintahan yang inklusif," ujarnya seperti dalam tayangan YouTube miliknya, Fadli Zon Official, yang diunggah Kamis (26/8/2021).
Diberitakan, para pemimpin Taliban disebut telah memaafkan semua pihak yang melawan mereka.
Taliban memastikan tidak akan melakukan balas dendam.
Sebelumnya, lanjut Fadli Zon, banyak yang menarasikan Taliban adalah sosok yang penuh kekejaman, tidak menghormati wanita, dan lain-lain.
Baca juga: Kondisi Terkini Kabul, Afghanistan, setelah Bom Bunuh Diri, Saksi: Saluran Air Berubah Warna
Baca juga: Ledakan di Bandara Kabul Afghanistan Sebabkan Banyak Korban Jiwa, Sekjen PBB Mengecam Keras
Namun, banyak juga analis yang mengatakan Taliban sekarang ini adalah Taliban yang berbeda.
"Ada transformasi termasuk dalam proses perjuangannya, kita lihat ketika menjelang memasuki Kabul narasi yang dibangun adalah narasi yang inklusif."
"Pendekatan Taliban yang sekarang ini lebih banyak pendekatan politik dan lebih kepada tujuan mencari solusi politik, bukan pendekatan militer," ujar Politikus Partai Gerindra tersebut.
Termasuk memberikan semacam general amnesty atau pengampunan massal pada seluruh warga Afghanistan termasuk pejabat pemerintahan Afghanistan, setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke luar negeri.
Politikus Partai Gerindra tersebut juga mengatakan soal pengaruh Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, hingga akhirnya sepakat untuk pergi meninggalkannya, setelah 20 tahun lamanya.
Menurutnya, banyak sekali analisa yang menyampaikan bahwa AS telah kalah dari Taliban.
Juga pendekatan yang dilakukan oleh AS ternyata tidak mendapatkan dukungan atau simpati dari warga Afghanistan.
Baca juga: Sosok Jenderal Tentara Afghanistan Sami Sadat, Sebut Trump, Biden, dan Ashraf Ghani Pengkhianat
Seperti diketahui, AS mendatangkan pengaruh militer yang besar bagi Afghanistan.
"Walaupun Presiden Joe Biden sudah membangun sekitar 300.000 angkatan bersenjata di sana dengan biaya dari AS, tapi nyatanya tidak mampu menghadapi Taliban yang menguasai kota-kota, akhirnya masuk ke kota Kabul," lanjut Fadli Zon.