Profesor Jepang: Terapi Koktail Antibodi Menghalangi Virus Berkembang Biak di dalam Tubuh
Terapi koktail antibodi disebut memiliki efek mencegah semakin buruk dengan mencampur dan menanamkan dua antibodi yang bekerja pada virus corona.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Terapi koktail antibodi telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang untuk digunakan bagi penderita Covid-19 gejala ringan.
Terapi koktail antibodi disebut memiliki efek mencegah semakin buruk dengan mencampur dan menanamkan dua antibodi yang bekerja pada virus corona.
"Dengan menghalangi virus berkembang biak di dalam tubuh atau masuk ke sel-sel tubuh, infeksi akhirnya akan terjadi. Diharapkan efeknya dapat mencegahnya menjadi lebih buruk," papar Profesor Keita Morikane dari Yamagata University yang akrab dengan penyakit menular.
Target pengobatan adalah pasien yang sakit ringan dan sedang, dan dalam uji klinis di luar negeri, pemberian mengurangi risiko keburukan hingga 70 persen.
"Ada kemungkinan bahwa reaksi alergi yang tidak terduga dapat terjadi sementara, tetapi ini adalah obat dengan manfaat luar biasa yang dapat mencegahnya dalam menghadapi krisis yang akan segera terjadi," kata Profesor Keita Morikane.
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 pada Anak-anak dan Remaja di Jepang Capai 30.427
Mengenai hasil pengobatan terapi koktail antibodi di prefektur, Takehiro Watanabe, direktur departemen kesehatan dan kesejahteraan prefektur, mengatakan, "Saya mendengar bahwa beberapa institusi medis mengajukan obat koktail antibodi kepada pemerintah. Ada beberapa rumah sakit yang melakukan ini."
Terapi koktail antibodi saat ini hanya disetujui untuk fasilitas rawat inap dan akomodasi yang dapat ditangani oleh dokter, tetapi Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan sedang mempertimbangkan untuk mengizinkannya digunakan pada pasien rawat jalan di masa mendatang.
Profesor Morikane mengatakan bahwa paling efektif untuk mengobati semua di fasilitas akomodasi di prefektur.
"Cara paling efektif adalah memandu Anda ke kamar saat infus selesai. Oleh karena itu, kurangi jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dari fasilitas akomodasi," kata dia.
Kemudian orang-orang yang benar-benar perlu dirawat di rumah sakit dapat dilihat di rumah sakit, sehingga perawatan lain akan membantu.
Seseorang yang bertanggung jawab atas prefektur Yamagata mengatakan, "Karena volume distribusi koktail antibodi masih kecil, kami sedang mempertimbangkan berbagai metode pengenalan."
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.