Joe Biden Janjikan Serangan Balas Dendam Selanjutnya pada ISIS-K, Mungkin Terjadi 24-36 Jam ke Depan
Presiden AS Joe Biden menjanjikan serangan balas dendam selanjutnya pada ISIS-K. Diperkirakan, serangan akan terjadi 24-36 jam mendatang.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
Pada Kamis, Al-Loghri disebut mengenakan rompi bunuh diri yang diledakkan sekitar pukul 17.00 waktu setempat di luar Abbey Gate.
Hal ini diungkapkan dua pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui insiden tersebut.
Bom kedua kemudian terjadi di dekat Hotel Baron, dengan laporan awal mengatakan ledakan disebabkan oleh bom mobil.
Keterangan Saksi Mata
Bom bunuh diri di Kabul terjadi beberapa jam setelah pejabat Barat memperingatkan soal adanya serangan besar, di mana mereka mendesak orang-orang untuk meninggalkan bandara.
Namun, peringatan itu diabaikan sebagian besar warga Afghanistan yang putus asa dan ingin melarikan diri dari negara itu, sebelum AS secara resmi mengakhiri keberadaannya pada 31 Agustus mendatang.
Mengutip AP News, dalam video yang diambil setelah serangan, menunjukkan mayat-mayat ada di saluran air di dekat pagar bandara.
Baca juga: Turki Skeptis Taliban Bisa Amankan Bandara Kabul dan Jamin Keamanan Pasukannya
Baca juga: Erdogan Klaim Taliban Minta Turki Ambil Alih Bandara Kabul
Beberapa di antara jasad itu diambil dan diletakkan di tumpukan, sementara warga sipil lainnya meratapi mencari orang yang mereka cintai.
Seorang saksi mata mengatakan, ia melihat tubuh dan bagian lainnya terbang di udara saat ledakan terjadi.
Ia mengibaratkan suasana ledakan seperti puting beliung.
"Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti angin puting beliung meniup kantong plastik, kata seorang saksi, dilansir Reuters.
"Saluran pembuangan air telah berubah menjadi darah," imbuhnya.
Saksi lainnya, Zubair yang merupakan seorang insinyur, menuturkan ia berada di dekat pelaku yang meledakkan diri.
"Pria, wanita, dan anak-anak berteriak. Saya melihat banyak orang terluka dimasukkan ke dalam kendaraan pribadi dan dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
Baca artikel terkait konflk di Afghanistan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)