Militan Taliban Dinilai Lihai Manfaatkan Media Sosial untuk Mengubah Citra
Subhan Setowara mengungkapkan Taliban saat ini menggunakan media sosial untuk mengubah citra.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
AS menarik pasukannya dari Afghanistan hingga tenggat waktu pada Selasa (31/8/2021).
Menurut laporan BBC, Taliban dianggap menjadi satu di antara kelompok militan terkaya di dunia.
Taliban diketahui mulai memerintah Afghanistan pada 1996 hingga akhir 2001 karena tumbang setelah AS dan sekutu menginvasi.
Selama dua dekade konflik dengan AS, puluhan ribu pejuang kelompok ini tewas.
Baca juga: Detik-detik AS Resmi Keluar dari Afghanistan, Taliban Bersiap Mengambil Alih Bandara Kabul
Namun kontrol teritorial dan kekuatan militernya terus meningkat dalam beberapa tahun ke belakang.
Menurut laporan AS, pada pertengahan 2021 lalu Taliban memiliki sekitar 70 ribu hingga 100 ribu pejuang, naik 30 ribu dari 10 tahun lalu.
Pendapatan tahunan Taliban mulai 2011 dan seterusnya diperkirakan sekitar $400 juta, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tetapi pada akhir 2018 ini mungkin telah meningkat secara signifikan, hingga $1,5 miliar per tahun, menurut penyelidikan BBC.
Berikut sederet sumber kekayaan Taliban:
1. Donasi Luar Negeri
Pemerintah AS dan Afghanistan menduga sejumlah negara seperti Pakistan, Iran, dan Rusia memberikan bantuan keuangan kepada Taliban, meski tuduhan ini telah dibantah.
Kendati demikian, warga dari Pakistan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar dianggap sebagai kontributor individu terbesar.
Meskipun tidak mungkin diukur secara tepat, sumber-sumber pendanaan ini dianggap memberi kekuatan keuangan yang signifikan kepada Taliban.
Menurut para ahli, sumbangan ini bisa mencapai $500 juta per tahun.