Militan Taliban Dinilai Lihai Manfaatkan Media Sosial untuk Mengubah Citra
Subhan Setowara mengungkapkan Taliban saat ini menggunakan media sosial untuk mengubah citra.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Sementara itu, laporan rahasia intelijen AS memperkirakan bahwa pada 2008 Taliban menerima $106 juta dari sumber asing, khususnya dari negara-negara Teluk.
2. Narkoba
Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia yang dapat disuling menjadi heroin.
Dengan perkiraan nilai ekspor tahunan sebesar $1,5-$3 miliar, opium adalah bisnis besar, mampu memasok kebutuhan heroin di seluruh dunia.
Pajak budidaya sebesar 10% dikumpulkan dari petani opium, menurut pejabat pemerintah Afghanistan.
Pajak juga dilaporkan dikumpulkan dari laboratorium yang mengubah opium menjadi heroin serta para pedagang yang menyelundupkan obat-obatan terlarang.
Perkiraan pendapatan tahunan Taliban dari obat-obatan terlarang berkisar antara $100 juta-$400 juta.
Komandan AS Jenderal John Nicholson dalam laporannya pada 2018 menyebut, perdagangan narkoba menyumbang 60% pendapatan tahunan Taliban.
Kendati demikian, Taliban kerap menyangkal keterlibatan dalam industri obat-obatan dan mengaku telah melarang penanaman opium selama periode kekuasaan pada tahun 2000.
3. Perluasan Area Kekuasaan
Dalam sebuah surat terbuka pada 2018, Taliban memperingatkan para pedagang Afghanistan untuk membayar pajak atas berbagai barang, termasuk bahan bakar dan bangunan, ketika bepergian melalui daerah-daerah yang mereka kuasai.
Setelah menggulingkan pemerintah Afghanistan, Taliban kini mengendalikan semua rute perdagangan utama di negara itu, serta penyeberangan perbatasan.
Sumber pendapatan Taliban akan meningkat dari sisi impor dan ekspor.
Selama dua dekade terakhir, sejumlah besar uang bantuan dari negara Barat juga secara tidak sengaja berakhir di kantong Taliban.