Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi: Negara Miskin Kesulitan Dapat Vaksin Covid-19, Negara Kaya Justru Kelebihan 1,2 Miliar Dosis

Menurut sebuah analisis baru, negara-negara kaya berpotensi memiliki surplus 1,2 miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun ini.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Studi: Negara Miskin Kesulitan Dapat Vaksin Covid-19, Negara Kaya Justru Kelebihan 1,2 Miliar Dosis
Freepik
ILUSTRASI Vaksinasi. Menurut sebuah analisis baru, negara-negara kaya berpotensi memiliki surplus 1,2 miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Menurut sebuah analisis terbaru, negara-negara kaya berpotensi memiliki surplus 1,2 miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun ini.

Miliaran vaksin itu tidak diperuntukkan sebagai sumbangan kepada negara yang membutuhkan.

Penelitian dari perusahaan analisis data, Airfinity, mengungkapkan stok vaksin Covid-19 di negara-negara Barat mencapai 500 juta dosis di bulan ini.

Adapun sebanyak 360 juta diantaranya, tidak dialokasikan untuk sumbangan.

Pada akhir tahun, negara-negara kaya ini diprediksi memiliki kelebihan dosis vaksin hingga berjumlah miliaran dan itu tidak untuk dibagikan ke negara miskin atau yang membutuhkan.

Baca juga: 2,7 Warga DKI Jakarta Belum Divaksin, Pemuda NasDem Dirikan Sentra Vaksinasi

Baca juga: Studi di Amerika: Vaksin Moderna Hasilkan Antibodi Lebih Banyak Daripada Vaksin Pfizer-BioNTech

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom (kedua dari kanan) berjalan bersama pejabat kesehatan Kuwait saat mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Kuwait International Fairground, di Kota Kuwait, pada 28 Juli 2021.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom (kedua dari kanan) berjalan bersama pejabat kesehatan Kuwait saat mengunjungi pusat vaksinasi Covid-19 di Kuwait International Fairground, di Kota Kuwait, pada 28 Juli 2021. (AFP)

Laporan lengkap dari penelitian yang menyoroti stok vaksin Covid-19 di Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Kanada, dan Jepang ini akan diterbitkan secara lengkap pada 7 September.

Dilansir Al Jazeera, kesenjangan perolehan stok vaksin di dunia telah dikecam banyak tokoh internasional hingga pejabat terkemuka. 

BERITA TERKAIT

Skema pembagian vaksin global dari PBB, COVAX ingin memastikan setidaknya 20% populasi di dunia telah divaksinasi.

Diketahui program ini sejak awal bertujuan untuk memberikan dua miliar dosis vaksin kepada 190 negara, termasuk 92 negara berpenghasilan rendah.

Namun, kesepakatan negara-negara kaya dengan produsen vaksin telah membatasi ketersediaan dosis untuk COVAX dan menyebabkan penimbunan vaksin Covid-19 di sejumlah negara.

Pada Minggu, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pertemuan para menteri kesehatan G20 mengatakan bahwa kesenjangan pasokan vaksin "tidak bisa diterima".

Meski lebih dari 5 miliar vaksin telah diberikan di seluruh dunia, hampir 75% dari dosis itu diberikan hanya di 10 negara.

Bahkan, jelas Tedros, tingkat vaksinasi Covid-19 di Afrika hanya 2%.

Hal yang sama diungkapkan Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika), John Nkengasong, yang menyebut tingkat vaksinasi di Afrika 'mengecewakan'.

Mal Artha Gading Gelar Vaksin Pfizer
Mal Artha Gading Gelar Vaksin Pfizer (ist)

Pada Minggu lalu, eks PM Inggris Gordon Brown menuduh negara-negara kaya menimbun dosis vaksin corona di saat negara-negara miskin berjuang mendapat pasokan.

Brown, yang juga menjadi utusan khusus PBB, meminta Presiden AS Joe Biden dan pemimpin G-7 untuk mengirimkan vaksin dari gudang di Amerika dan Eropa ke Afrika.

"Kami berada dalam perlombaan 'senjata' baru – untuk memasukkan vaksin ke manusia secepat mungkin – tetapi ini adalah perlombaan senjata di mana Barat memiliki cengkeraman pada pasokan vaksin," kata Brown.

Penimbunan juga menunda pembagian dosis oleh negara-negara G7 dengan Afrika dan negara-negara berpenghasilan rendah, kata Brown.

Ghebreyesus meminta G20 menukar jadwal pengiriman jangka pendek dengan COVAX, memenuhi janji pembagian dosis pada akhir bulan ini, dan memfasilitasi berbagi teknologi, pengetahuan, dan kekayaan intelektual untuk mendukung pembuatan vaksin regional.

Situasi Covid-19 di Dunia

Ilustrasi Coronavirus. Setelah 7 karyawan sebuah pusat grosir di Sleman Yogyakarta positif covid-19, pengunjung lakukan tes rapid massal.
Ilustrasi Coronavirus.  (CNN)

Menurut catatan Worldometers pada Senin (6/9/2021), total kasus Covid-19 di dunia mencapai 221,5 juta terhitung sejak awal pandemi.

Adapun jumlah kematian 4,5 juta dan total pasien sembuh 198 juta lebih.

Berdasarkan jumlah kasusnya, AS, India, dan Brasil ada di urutan teratas dunia.

Amerika memiliki 40,8 juta total kasus Covid-19 dengan 666.219 kematian.

Baca juga: Siswa Kelas 6 SD di Katsushika-ku Tokyo Jepang Mulai Divaksinasi Covid-19

Baca juga: Update Corona Global 6 September 2021: Indonesia Urutan 18 Kasus Aktif Terbanyak, di Bawah Malaysia

Sementara India ada 33 juta kasus corona, bertambah 485 kasus baru, dan 440.785 pasien meninggal.

Kedua negara ini memiliki jumlah pasien sembuh sebanyak 31 juta lebih dan 32 juta di India.

Indonesia sendiri duduk di angka 13, menurut jumlah kasus Covid-19-nya.

Pada Senin (6/9/2021), tercatat ada 4.129.020 juta kasus infeksi, 135.861 total pasien meninggal, dan 3.837.640 pasien Covid-19 yang berhasil sembuh.

Berita terkait Virus Corona 

(Tribunnews.com/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas