Gempa di Sichuan China Mengakibatkan Dua Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka
Gempa dangkal melanda Sichuan China pada Kamis (16/9/2021), dini hari. Dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Gempa di Provinsi Sichuan, China mengakibatkan dua orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Gempa dangkal melanda China barat daya pada Kamis (16/9/2021), dini hari.
Bencana tersebut memicu tanggap darurat tertinggi kedua oleh tim penyelamat di Provinsi Sichuan.
Dikutip dari CNA, Survei Geologi AS menempatkan besarnya gempa di 5,4 tetapi Pusat Jaringan Gempa China mengukurnya pada kekuatan 6,0.
Keduanya menempatkan gempa di kedalaman dangkal 10km.
Baca juga: Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami? Begini Catatan Sejarah dan Penjelasan BMKG
Baca juga: Kapal China Masuk Perairan Natuna, Pemerintah Diminta Bersikap Tegas
Gempa melanda daerah Luxian sekitar 120 km barat daya dari kota besar Chongqing.
Di daerah tersebut terdapat pemukiman yang ditinggali sekitar 30 juta orang.
Pihak berwenang Luxian mengatakan peristiwa seismik itu telah menyebabkan dua orang tewas, tiga orang luka parah dan 50 orang lainnya luka ringan.
Sementara itu, sebanyak 22 rumah di daerah itu mengalami kerusakan parah hingga runtuh.
Tak hanya itu, komunikasi di beberapa kabupaten juga terputus.
Jaringan Televisi Global China (CGTN) mengkonfirmasi jumlah korban tewas, sementara media lain membagikan gambar bangunan dengan retakan besar yang disebabkan oleh gempa.
Kantor berita Xinhua mengatakan Kota Luzhou telah mengirim personel darurat ke daerah itu.
Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal itu.
USGS mengatakan bahwa kerusakan signifikan mungkin terjadi dan bencana berpotensi meluas.
Sebelumnya, sebuah gempa berkekuatan 7,9 SR di provinsi Sichuan pada tahun 2008 menyebabkan 87.000 orang tewas atau hilang.
Di antara mereka ada ribuan anak-anak yang tewas di gedung sekolah yang runtuh.
Tetapi pemerintah tidak merilis jumlah pasti yang tewas karena masalah ini mengambil dimensi politik.
(Tribunnews.com/Yurika)