Taliban Kritik AS karena Setop Bantuan Afghanistan: Alih-alih Berterima Kasih, Aset Kami Dibekukan
Taliban mengkritik AS karena menyetop bantuan untuk mereka. Mereka menilai AS tidak tahu berterima kasih.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada Selasa mengatakan Uni Eropa "tidak memiliki pilihan lain selain terlibat dengan Taliban."
Muttaqi mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk membuka hubungan formal dengan pemerintah yang dipimpin Taliban.
"Keamanan dijaga di seluruh negeri," katanya, menekankan Afghanistan terbuka untuk investasi asing.
Muttaqi juga mengatakan pemerintah tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai basis kelompok bersenjata untuk melancarkan serangan ke negara lain.
Lebih lanjut, pejabat tinggi Taliban ini juga memberikan jaminan semua warga Afghanistan bebas meninggalkan negara itu jika mereka memiliki dokumen yang diperlukan.
Terlepas dari kritiknya terhadap Washington, yang dia tuduh menghancurkan properti Afghanistan, termasuk di Bandara Internasional Hamid Karzai, Muttaqi mengungkapkan rasa terima kasih Taliban kepada sejumlah negara.
Negara yang dimaksud yakni Qatar, Pakistan, dan Uzbekistan.
Ketiga negara ini telah mengirimkan bantuan kepada Afghanistan.
Dia berjanji untuk mendistribusikan bantuan secara merata kepada seluruh masyarakat.
Taliban mengambil alih Afghanistan bulan lalu dan merebut Kabul pada 15 Agustus, saat Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.
Baca juga: Pendiri Taliban Muncul setelah Dirumorkan Tewas dalam Baku Tembak: Saya Baik-baik Saja
Baca juga: Sosok Rohullah Azizi, Kakak Mantan Wapres Afghanistan yang Tewas Ditembak Taliban
Perebutan itu bertepatan dengan proses penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Militer AS tetap mengendalikan bandara di Kabul hingga 31 Agustus.
AS melakukan operasi evakuasi untuk mengangkut warga AS, warga negara ketiga, dan sekutu Afghanistan ke luar negeri.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)