Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Kritik AS karena Setop Bantuan Afghanistan: Alih-alih Berterima Kasih, Aset Kami Dibekukan

Taliban mengkritik AS karena menyetop bantuan untuk mereka. Mereka menilai AS tidak tahu berterima kasih.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Taliban Kritik AS karena Setop Bantuan Afghanistan: Alih-alih Berterima Kasih, Aset Kami Dibekukan
AFP/WAKIL KOHSAR
Anggota unit militer Taliban Badri 313 mengenakan seragam militer AS, mengambil posisi di bandara Kabul, Selasa (31 Agustus 2021), setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan Islam garis keras yang berkuasa. (WAKIL KOHSAR/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Menteri Luar Negeri Afghanistan dari pemerintahan Taliban, Amir Khan Muttaqi, mengkritik Amerika Serikat (AS) karena memutuskan bantuan ekonomi usai kelompoknya mengambil alih negara.

Dalam pidato pertamanya di depan media, Muttaqi mengatakan Taliban tidak akan membiarkan negara manapun, termasuk AS, menjatuhkan embargo dan sanksi pada Afghanistan, Selasa (14/9/2021).

"(Kami) membantu AS sampai evakuasi orang terakhir mereka, tetapi sayangnya, AS, alih-alih berterima kasih kepada kami, (malah) membekukan aset kami," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Sejak Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus dan mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri, Federal Reserve AS, IMF, dan Bank Dunia memutus akses Afghanistan ke dana.

Hal ini mengakibatkan krisis likuiditas yang meluas dalam ekonomi yang bergantung pada uang tunai.

Dalam file foto yang diambil pada 26 Agustus 1999 ini terlihat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menerima Menteri Luar Negeri Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund (kanan) di Islamabad. Taliban mengumumkan Mullah Mohammad Hasan Akhund sebagai pemimpin pemerintahan baru mereka di Afghanistan pada 7 September 2021.
Dalam file foto yang diambil pada 26 Agustus 1999 ini terlihat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menerima Menteri Luar Negeri Afghanistan Mullah Mohammad Hassan Akhund (kanan) di Islamabad. Taliban mengumumkan Mullah Mohammad Hasan Akhund sebagai pemimpin pemerintahan baru mereka di Afghanistan pada 7 September 2021. (SAEED KHAN / AFP)

Baca juga: Pemimpin Taliban Dikabarkan Mulai Bertikai Perebutkan Jabatan di Pemerintahan

Baca juga: Taliban Desak Komunitas Internasional Memberikan Bantuan untuk Warga Afghanistan

Muttaqi juga berterima kasih kepada masyarakat internasional karena menjanjikan lebih dari $1 miliar, bantuan untuk Afghanistan pada konferensi donor PBB, Senin (13/9/2021).

"Kami menyambut baik janji pendanaan bantuan darurat yang diberikan kepada Afghanistan selama pertemuan kemarin yang diselenggarakan oleh PBB di Jenewa," katanya.

Berita Rekomendasi

Minta Semua Negara Akui Pemerintahan Taliban

Sejak menguasai Afghanistan kembali, belum ada pemerintahan luar negeri yang secara resmi mengakui pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban.

Hal ini dapat membahayakan ekonomi Afghanistan yang bergantung kepada bantuan asing selama 20 tahun terakhir ini.

Menurut Bank Dunia, bantuan asing mencapai sekitar 40% dari produk domestik bruto Afghanistan.

Dalam konferensi PBB, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan "tidak mungkin" memberikan bantuan kepada Afghanistan tanpa terlibat dengan Taliban.

"Saya percaya sangat penting untuk terlibat dengan Taliban pada saat ini untuk semua aspek yang menyangkut komunitas internasional," katanya.

Guterres mengaku percaya bantuan itu akan digunakan sebagai pengaruh ke Taliban untuk mencapai perbaikan hak asasi manusia, di tengah kekhawatiran aturan brutal militan ini seperti di tahun 1996 hingga 2001.

Perempuan Afghanistan membawa poster saat ikut dalam protes di Herat pada 2 September 2021. Para perempuan Afghanistan yang mengadakan protes langka pada 2 September mengatakan mereka bersedia menerima burqa yang mencakup semua jika putri mereka masih bisa pergi ke sekolah di bawah pemerintahan Taliban. AFP/STR
Perempuan Afghanistan membawa poster saat ikut dalam protes di Herat pada 2 September 2021. Para perempuan Afghanistan yang mengadakan protes langka pada 2 September mengatakan mereka bersedia menerima burqa yang mencakup semua jika putri mereka masih bisa pergi ke sekolah di bawah pemerintahan Taliban. AFP/STR (AFP/-)

Baca juga: Taliban Siap Menjalin Hubungan dengan Negara Lain di Dunia, tapi Tidak dengan Israel

Baca juga: Jubir Taliban Bantah Kabar Tewasnya Wakil PM Mullah Baradar: Sama Sekali Tidak Berdasar

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas