Konflik LCS: Kapal Perang China Masuki Laut Natuna & Australia akan Bangun 8 Kapal Selam Nuklir
China yang berseteru dengan aliansi Amerika (Australia, Inggris, dan AS) kini mengintensifkan patroli di Laut China Selatan (LCS).
Editor: Hasanudin Aco
TNI Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan lima kapal perang RI (KRI) dan satu pesawat untuk menjaga perairan Natuna.
Panglima Komando Armada I Laksmana Muda TNI Arsyad Abdullah memastikan bahwa Laut Natuna Utara tetap dalam pengawasan TNI AL selama 24 jam.
"KRI dituntut satu kali 24 jam selalu ada di Laut Natuna Utara," kata Arsyad Abudullah, Kamis (16/9/2021).
Kata Arsyad, ada tiga atau empat KRI selalu berada di laut dan satu melaksanakan bekal ulang dengan bergiliran.
"Agar selalu berada di laut minimal tiga KRI, sehingga kami dapat memantau kapal-kapal yang kemungkinan akan memasuki perairan Indonesia," kata dia.
Selain mengirim KRI, Pangkoarmada I itu juga akan berada di Natuna selama beberapa hari dan melakukan patroli melalui udara.
Dia akan memastikan secara langsung keberadaan unsur-unsur KRI yang sedang melaksanakan patroli di Laut Natuna Utara.
Pihaknya ingin melihat situasi laut Natuna Utara, apakah sesuai dengan isu yang beredar beberapa waktu terakhir.
Lebih lanjut, Arsyad menjelaskan, situasi Natuna Utara dan unsur-unsur mengamankan perairan Indoneisa di batas garis kontinen. Sebab, ini merupakan garis batas yang telah disepakati dengan negara tetangga, yaitu Vietnam. Sehingga kita mengamankan.
Namun dia menegaskan, tidak ada kapal asing memasuki perairan kita untuk melaksanakan eksplorasi maupun eksploitasi.
Australia Bikin Kapal Selam Nuklir
Australia akan membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.
Pembangunan kapal selam bertenaga nuklir tersebut berada di bawah kemitraan keamanan Indo-Pasifik dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Rencana tersebut dinilai para analis akan membuat China gusar.