Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konflik LCS: Kapal Perang China Masuki Laut Natuna & Australia akan Bangun 8 Kapal Selam Nuklir

China yang berseteru dengan aliansi Amerika (Australia, Inggris, dan AS) kini mengintensifkan patroli di  Laut China Selatan (LCS).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Konflik LCS: Kapal Perang China Masuki Laut Natuna & Australia akan Bangun 8 Kapal Selam Nuklir
Dinas Penerangan Angkatan Laut
Kapal perang milik TNI Angkatan Laut, yang sedang melakukan latihan menembakkan rudal jenis C-705 di perairan Natuna, Kamis (8/4/2021). 

Pasalnya negeri tirai bambu itu tidak menyambut baik pembentukan blok-blok yang dapat merugikan pihak lain.

Sikap Indonesia

Indonesia mendorong Australia tetap memenuhi kewajiban untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan.

Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan resmi Indonesia menyusul rencana Australia yang akan membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.

"Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation," demikian salah satu pernyataan tertulis Indonesia, dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Jumat (17/9/2021).

Dalam pernyataan tersebut, tertulis bahwa Indonesia juga menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya tentang non-proliferasi nuklir.

Selain itu, Indonesia menyatakan keprihatinannya tentang terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan.

Berita Rekomendasi

"Indonesia mencermati dengan penuh kehati-hatian tentang keputusan Pemerintah Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir," tulis keterangan lainnya.

Oleh karena itu, Indonesia pun mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lain untuk terus mengedepankan dialog.

Terutama dalam menyelesaikan perbedaan agar tercapai secara damai.

"Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan," tutup pernyataan tersebut.

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menyayangkan rencana pemerintah Australia, Inggris, dan Amerika Serikat dalam membangun kapal selam nuklir di Australia.

“Saya kecewa atas rencana Australia, dalam membangun kapal selam nuklir. Keberadaan kapal selam bertenaga nuklir tersebut sudah pasti akan meningkatkan tensi keamanan di kawasan. Komisi I DPR meminta Australia untuk mempertimbangkan ulang rencana pembangunan kapal selam nuklir,” kata Meutya,  Jumat (17/9/2021).

Sebagai negara tetangga, menurut Meutya sebaiknya Australia juga mendukung program regional ASEAN untuk menjaga keamanan dengan tetap memprioritaskan pendekatan non-kekerasan dan menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dan perjanjian non-proliferasi.

Sumber: ABC/Tribunnews.com/Kompas.com/Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas