Merasa Dikhianati, Prancis Tarik Duta Besar di AS dan Australia Buntut Kesepakatan soal Kapal Selam
Prancis menarik duta besar untuk Amerika Serikat (AS) dan Australia terkait kesepakatan kontrak kapal selam.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Prancis menarik duta besar untuk Amerika Serikat (AS) dan Australia buntut kesepakatan kontrak kapal selam, Jumat (17/9/2021).
Sebelumnya pada Rabu (15/9/2021), Australia membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar untuk kapal selam konvensional rancangan Prancis.
Sebagi reaksi atas pembatalan tersebut, Prancis telah memanggil duta besarnya untuk AS dan Austarlia.
Dikutip dari Aljazeera, Prancis menyebut pembatalan itu sebagai perilaku yang tidak dapat diterima.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan keputusan untuk memanggil kembali para duta besar adalah atas permintaan dari Presiden Emmanuel Macron.
Presiden Emmanuel Macron mengambil keputusan tersebut karena keseriusan masalah yang terjadi.
Baca juga: China Geram dan Prancis Merasa Dikhianati dengan Aliansi Terbaru AS-Inggris-Australia
Baca juga: Prancis Merasa Ditikam Dari Belakang, Tuduh AS Gagalkan Kesepakatannya dengan Australia
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan AS menyesali keputusan Prancis dan akan terus terlibat untuk menyelesaikan masalah antara kedua negara.
Australia mengatakan pihaknya juga menyesali keputusan Prancis.
Negeri Kanguru menambahkan, Australia menghargai hubungannya dengan Prancis dan akan terus menjaga hubungan mereka.
"Kami sangat menyesalkan keputusan Prancis menarik kembali Duta Besarnya untuk Australia," kata juru bicara kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan, Sabtu (18/9/2021).
“Australia menghargai hubungannya dengan Prancis. Kami berharap dapat terlibat lagi dengan Prancis dalam banyak kepentingan bersama,” tambahnya.
Penarikan kembali utusan dari AS dan Australia belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, seorang diplomat terkenal Prancis berbicara tentang "krisis" dalam hubungan dengan AS.
Kepada kantor The Associated Press, diplomat tersebut mengatakan, bagi Paris “ini adalah pertanyaan strategis mengenai sifat dasar hubungan antara Eropa dan Amerika Serikat tentang strategi Indo-Pasifik."
Dia tidak akan berspekulasi tentang dampak situasi terhadap hubungan Prancis dengan AS.
"Ada krisis," tegasnya.
Prancis telah mendorong strategi Eropa untuk meningkatkan hubungan ekonomi, politik, dan pertahanan di kawasan yang membentang dari India dan Cina ke Jepang dan Selandia Baru.
Uni Eropa minggu ini mengumumkan rencananya untuk Indo-Pasifik.
Pada Jumat, diplomat Prancis mengatakan Macron menerima surat dari Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Baca juga: Armada Kapal Selam Nuklir Australia Untuk Antisipasi Konflik Dengan China, Apakah Negara Barat Siap?
Baca juga: AS Akui Serangan Pesawat Tak Berawak Kabul Menewaskan 10 Warga Sipil
Surat tersebut berisi keputusan Australia untuk membatalkan kesepakatan kapal selam.
Pejabat Prancis kemudian memutuskan menghubungi pemerintah AS untuk menanyakan apa yang sedang terjadi.
Dia menambahkan, diskusi dengan Washington berlangsung hanya dua hingga tiga jam sebelum pengumuman publik Biden.
Le Drian menyatakan sangat tidak paham dengan keputusan tersebut dan mengkritik Australia dan AS.
“Itu benar-benar tusukan dari belakang. Kami membangun hubungan kepercayaan dengan Australia, dan kepercayaan ini dikhianati,” katanya, Kamis (16/9/2021).
“Hal seperti ini tidak dilakukan di antara sekutu,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Yurika)