Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aturan Taliban, Pejabat Sebut Wanita Afghanistan Hanya Boleh Bekerja jadi Petugas Kebersihan Toilet

Pejabat Kota Kabul mengatakan, menurut aturan Taliban, saat ini wanita Afghanistan hanya boleh bekerja menjadi petugas kebersihan toilet perempuan.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
zoom-in Aturan Taliban, Pejabat Sebut Wanita Afghanistan Hanya Boleh Bekerja jadi Petugas Kebersihan Toilet
AFP/-
Pawai perempuan Afghanistan pada 2 September - Pejabat Kota Kabul mengatakan, menurut aturan Taliban, saat ini wanita Afghanistan hanya boleh bekerja menjadi petugas kebersihan toilet perempuan. 

Bangunan itu sekarang menjadi rumah bagi Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan di bawah Taliban, menurut sebuah tanda baru yang dipasang di luar dan dilihat oleh tim CNN di lapangan pada Jumat.

Baca juga: Cerita Pembawa Berita Wanita di Afghanistan saat Tampil di TV: Takut tapi Tetap Tersenyum

Baca juga: 7 Orang Tewas dan 30 Terluka karena Ledakan di Dua Kota Afghanistan, Diduga Ulah ISIS-K

Pawai tersebut diselenggarakan oleh Gerakan untuk Partai Perubahan, sebuah gerakan masyarakat sipil perempuan yang dipimpin oleh Fawzia Koofi, seorang mantan anggota parlemen Afghanistan, perunding perdamaian dan aktivis hak-hak perempuan.

"Taliban selama dan sebelum negosiasi mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa perempuan memiliki hak untuk bekerja dan belajar sesuai dengan hukum Islam, tetapi hari ini apa yang terjadi di Afghanistan bertentangan dengan janji yang dibuat Taliban dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam," kata Koofi.

"Bagaimana Anda melarang satu generasi membaca dan menulis, bukan masalah sosial bahwa sekelompok manusia dilarang belajar, hidup, dan kebebasan," tambahnya.

Pawai tersebut terjadi setelah Taliban mengumumkan pembatasan lebih lanjut pada perempuan dan anak perempuan.

Seminggu yang lalu, Kementerian Keuangan Afghanistan yang sekarang di bawah kendali Taliban, mengeluarkan pemberitahuan yang memerintahkan karyawan wanitanya untuk tidak kembali bekerja sampai lingkungan kerja yang sesuai diatur.

Selanjutnya, pada Jumat, Kementerian Pendidikan memerintahkan siswa dan guru sekolah menengah laki-laki untuk melapor ke sekolah mereka pada hari berikutnya.

Berita Rekomendasi

Pengumuman tersebut tidak menyebutkan siswa perempuan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa anak perempuan sekali lagi akan dikeluarkan dari pendidikan menengah.

Namun Taliban membantah klaim bahwa perempuan Afghanistan akan dilarang dari sekolah menengah.

Taliban mengatakan, mereka perlu menyiapkan sistem transportasi yang aman untuk siswa perempuan sebelum mengizinkan mereka kembali ke ruang kelas.

Berbicara kepada CNN pada Sabtu, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan perempuan akan diizinkan untuk belajar.

Siswa bercadar memegang bendera Taliban saat mereka mendengarkan pembicara wanita sebelum rapat umum pro-Taliban di Universitas Pendidikan Shaheed Rabbani di Kabul pada 11 September 2021.
Siswa bercadar memegang bendera Taliban saat mereka mendengarkan pembicara wanita sebelum rapat umum pro-Taliban di Universitas Pendidikan Shaheed Rabbani di Kabul pada 11 September 2021. (Aamir QURESHI / AFP)

"Ada aturan-aturan tertentu selama jam pelajaran mereka yang harus dipatuhi agar mereka bisa aman dan sehat," katanya.

Mujahid mengulangi pernyataan sebelumnya dari Taliban, yakni komitmen mereka pada hak-hak perempuan menurut interpretasi kelompok hukum Syariah.

Menanggapi pernyataan Taliban, aktivis Koofi mengatakan tindakan kelompok itu sejauh ini menunjukkan masih tidak percaya pada hak-hak perempuan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas