China Bebaskan Dua Warga Kanada Yang Diduga Mata-mata Setelah Bos Huawei Dibebaskan
China membebaskan dua warga Kanada yang dituduh sebagai mata-mata, setelah Kanada membebaskan bos Huawei yang dituduh melakukan penipuan
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan dua warganya dibebaskan setelah tiga tahun ditahan di China.
Pembebasan Michael Spavor dan Michael Kovrig dilakukan setelah bos Huawei, Meng Wanzhou, yang ditahan di Kanada dibebaskan.
Dilansir dari BBC, dua warga Kanada itu ditahan tahun 2018 dengan tuduhan melakukan spionase (mata-nata).
Mereka ditangkap tak lama setelah polisi Kanada menangkap eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, atas surat perintah Amerika Serikat.
Penahanan ini memicu ketegangan diplomatic selama bertahun-tahun.
Baca juga: Jadi Tahanan Rumah, CFO Huawei Negosiasi dengan AS Soal Izin Kembali ke China
Baca juga: China Rilis 100 Contoh Campur Tangan AS di Hong Kong, Termasuk Joe Biden dan Donald Trump
Meng dilaporka telah meninggalkan Kanada Jumat (24/9/2021), sementara Trudeau menyatakan dua Spavor dan Kovrig akan tiba di Kanada pada Sabtu (25/9/2021).
Kritikus telah menuduh China menahan warga Kanada sebagai pembalasan atas penangkapan Meng.
Mereka akan digunakan sebagai alat tawar-menawar politik. Namun Beijing dengan tegas membantahnya.
Trudeau mengatakan, kedua warga Kanada itu telah melalui cobaan yang luar biasa sulit. Selama ditahan, kedua warga Kanada menyatakan diri mereka tidak bersalah.
"Ini adalah kabar baik bagi kita semua bahwa mereka sedang dalam perjalanan pulang ke keluarga mereka," ujar Trudeau.
Baca juga: Cegah Aksi Spionase, Amerika Mulai Batasi Pergerakan Para Diplomat China
Baca juga: Buntut Ketegangan AS-China, Elon Musk Siap Tutup Pabrik Tesla Jika Dpakai untuk Spionase
"Selama 1.000 hari terakhir, mereka telah menunjukkan kekuatan, ketekunan, dan ketangguhan,” ujarnya.
Dikatakannya, kedua warga Kanada itu pulang dengan didampingi Dominic Barton, Duta Besar Kanada untuk China.
Kovrig adalah mantan diplomat yang dipekerjakan oleh International Crisis Group, sebuah think tank yang berbasis di Brussels.
Spavor adalah anggota pendiri sebuah organisasi yang memfasilitasi hubungan bisnis dan budaya internasional dengan Korea Utara.