PROFIL Olaf Scholz, Calon Pengganti Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman
Pemilihan federal Jerman untuk menncari pengganti Angela Merkel sebagai Kanselir telah dimulai. Polling menunjukkan Olaf Scholz memimpin suara
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
Sejak itu, ia menjadi wakil kanselir dan menteri keuangan dalam pemerintahan koalisi Merkel.
Terlepas dari kredensial politiknya yang mengesankan, Scholz dipandang sebagai orang luar di dalam SPD.
Scholz, yang bersekutu dengan kanan-tengah akan kesulitan untuk mengkonsolidasikan dukungan di dalam partainya sendiri, yang terutama berpihak pada kiri-tengah.
Faktanya, pada 2019, ketika Scholz memperebutkan kepemimpinan SPD, dia dikalahkan oleh sepasang sayap kiri yang relatif tidak populer.
Ketika Scholz dinominasikan sebagai kandidat partai Agustus lalu, SPD tertinggal dalam jajak pendapat, dan banyak yang memandangnya sebagai kambing hitam atas prediksi kapitulasi SPD.
Namun, Scholz terbukti menjadi kandidat yang cakap.
Ia memanfaatkan keinginan pemilih Jerman untuk stabilitas dan politik gaya pekerja.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah pasca-perang Jerman, kanselir petahana tidak mencalonkan diri untuk dipilih kembali.
Scholz melihat ini sebagai peluang untuk memposisikan dirinya sebagai penerus Merkel, meski berasal dari partai politik yang berbeda.
Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Frank Stauss, seorang konsultan komunikasi politik yang pernah bekerja dengan SPD di masa lalu, menyatakan Scholz bukan hanya "klon Merkel."
Stauss menekankan Scholz memiliki cukup banyak kesamaan dengan Merkel untuk menarik pemilih yang mencari banyak kesamaan.
Strategi Scholz untuk meniru gaya kepemimpinan Merkel, meski efektif, juga menuai banyak kritik.
Menurut Markus Söder, pemimpin CSU, Scholz bersalah atas "perburuan warisan".
Berbicara kepada surat kabar Bild baru-baru ini, Söder menyebut Scholz meniru gerakan tangan khas Merkel di sampul majalah.