Sistem Pemilu di Jerman: Kanselir Tidak Dipilih Langsung, Pemilih Memiliki 2 Suara Berbeda
Mengenal sistem pemilihan di Jerman, kanselir tidak dipilih langsung. Setiap pemilih harus memberikan dua suara pada 2 macam votes yang berbeda
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan parlemen Jerman 2021 dipandang secara luas sebagai momen penting di negara tersebut.
Tahun ini, Kanselir Angela Merkel tidak lagi mengikuti persaingan pemilihan setelah 16 tahun menjabat.
Masyarakat pun bertanya-tanya seperti apa sosok pengganti Merkel nantinya.
Meski masyarakat tidak memilih kanselir secara langsung, akan ada dua macam suara untuk menentukan pembentukan parleman, kegiatan yang dilakukan setiap empat tahun sekali.
Dilansir Euro News, begini proses pemilihan di Jerman berlangsung.
Dari mana sistem pemilu di Jeman berasal?
Jerman adalah negara republik parlementer federal yang sistemnya saat ini berasal dari akhir Perang Dunia II.
Hukum Dasar (Basic Law) negara itu pertama kali berlaku pada Mei 1949 untuk Jerman Barat.
Baca juga: PROFIL Olaf Scholz, Calon Pengganti Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman
Baca juga: Ketidakpastian Koalisi Pemerintahan Jerman Setelah Era Angela Merkel
Hukum Dasar lalu dimodifikasikan oleh dewan menteri di bawah tekanan dari kekuatan Sekutu, dimaksudkan untuk diganti dengan konstitusi.
Tetapi ketika Jerman dipersatukan kembali, Hukum Dasar bertahan.
Hukum Dasar menyatakan bahwa anggota Bundestag (majelis rendah parlemen, seperti DPR di AS) harus dipilih dalam "pemilihan umum, langsung, bebas, setara, dan rahasia" dan harus mewakili "seluruh rakyat".
Bundestag dan Bundesrat (majelis tinggi parlemen, sperti senat di AS), bekerja sama dalam prosedur pembuatan undang-undang di tingkat federal.
Namun, Bundestag bertugas memilih dan mengawasi kanselir, kepala pemerintahan Jerman, dan menetapkan anggaran pemerintah.
Bagaimana sistem voting?
Bundestag secara resmi berisi 598 kursi, meskipun jumlah itu dapat berubah karena sistem parlemen.
Bundestag adalah satu-satunya badan yang dipilih langsung oleh pemilih.
Setiap warga negara Jerman yang berusia di atas 18 tahun berhak memilih dalam pemilu.
Dengan begitu, ada 60,4 juta pemilih yang memenuhi syarat, dengan 31,2 juta wanita dan 29,2 juta pria.
Warga Jerman memberikan dua suara pada hari pemilihan: satu untuk kandidat di daerah pemilihan mereka dan satu lagi untuk daftar partai politik.
Setengah dari Bundestag terdiri dari 299 kandidat yang berasal dari 299 daerah pemilihan.
Pemungutan suara untuk kandidat-kandidat tersebut menyerupai sistem "first-past-the-post", di mana orang dengan suara terbanyak langsung menang.
Maka, setiap daerah pemilihan akan mengirimkan satu pemenang ke Bundestag.
Anggota parlemen lainnya yaitu berasal dari pemungutan suara kedua (partai politik).
Setiap partai menyajikan daftar kandidat di masing-masing 16 negara bagian atau Länder Jerman.
Jumlah kursi ditentukan dari populasi di setiap negara bagian dan kemudian diberikan kepada partai berdasarkan proporsi suara kedua yang mereka terima di negara bagian itu.
Satu partai politik membutuhkan setidaknya 5% suara kedua atau setidaknya tiga kursi konstituen (daerah pemilihan) untuk memasuki Bundestag.
Ini adalah ambang batas yang dimaksudkan untuk mencegah partai-partai kecil memasuki parlemen dan menyebabkan kemacetan politik.
Jumlah minimum kursi suatu partai ditentukan berdasarkan mana angka yang lebih tinggi di antara dua macam suara.
"Ketika menyangkut perwakilan partai, suara kedua sebenarnya lebih penting daripada suara pertama karena suara kedua menentukan persentase alokasi kursi untuk partai-partai," kata Jana Puglierin, kepala Dewan Eropa untuk kantor Hubungan Luar Negeri Berlin.
Bagaimana ukuran Bundestag ditentukan?
Bundestag memiliki 598 kursi tetapi jumlahnya dapat bertambah karena metode pemberian kursi kepada partai.
Pemungutan suara kedua menentukan proporsi kursi yang diperoleh sebuah partai di Bundestag.
Sebuah partai dapat menerima kursi tambahan jika mereka memenangkan lebih banyak kursi konstituen di negara bagian federal daripada kursi yang akan mereka dapatkan melalui pemungutan suara kedua.
Misalnya, jika satu partai memenangkan 10 kursi melalui suara daftar partai, tetapi memiliki 15 kandidat yang dipilih secara langsung dalam suara konstituen, partai itu akan diberikan lima kursi tambahan di Bundestag.
Perbedaan ini bisa terjadi karena "semakin banyak orang memberikan suara mereka secara berbeda" antara suara pertama dan kedua, kata Puglierin.
Jumlah total kursi Bundestag kemudian ditingkatkan untuk memastikan partai-partai mendapatkan kursi yang proporsional dengan suara kedua.
"Keseimbangan kursi" ini untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang memiliki keuntungan yang tidak adil atas daripada yang lainnya.
Dengan sistem ini, pada pemilu 2017, Bundestag memiliki 709 kursi, bukannya 598.
Bagaimana kanselir dipilih?
Partai politik seringkali harus bernegosiasi setelah pemilu untuk membentuk koalisi mayoritas yang dapat memimpin pemerintahan.
Kandidat kanselir disepakati oleh partai-partai sebelum pemilihan.
"Setelah pemilu, pekerjaan sebenarnya baru dimulai karena di Jerman, pemerintah Jerman didasarkan pada mayoritas pemerintahan yang stabil, di mana untuk membangun koalisi ini adalah tugas besar," kata Puglierin.
Kanselir diangkat oleh presiden federal dan dipilih oleh Bundestag dalam pemungutan suara rahasia.
Untuk terpilih, kanselir federal harus memenangkan suara mayoritas mutlak, yang dikenal sebagai mayoritas kanselir.
Pemungutan suara putaran kedua dapat diadakan jika kandidat tidak mendapatkan mayoritas absolut.
Jika seorang kandidat masih tidak mendapatkan mayoritas absolut, putaran ketiga akan berlangsung di mana seorang kandidat harus mendapatkan mayoritas relatif untuk menang.
Presiden federal kemudian menunjuk kanselir dalam waktu tujuh hari setelah pemilihan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)