Presiden Filipina Rodrigo Duterte Mundur dari Dunia Politik, Buka Jalan bagi Putrinya Maju Pilpres
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan pensiun dari dunia politik, membuka jalan bagi putrinya untuk memperebutkan jabatan tertinggi negara itu
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan pada hari Sabtu (2/10/2021) bahwa dirinya pensiun dari dunia politik.
Secara otomatis, ia juga membatalkan rencana untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam pemilihan tahun depan, PBS melaporkan.
Pengunduran dirinya itu membuka jalan bagi putrinya, Sara Duterte, untuk menjadi penerusnya sebagai presiden.
Duterte menyebut, banyak pihak yang menyuarakan penolakan mereka terhadap pencalonannya sebagai wakil presiden.
"Sentimen yang luar biasa dari orang Filipina adalah bahwa saya tidak memenuhi syarat, dan itu akan menjadi pelanggaran konstitusi," kata Duterte.
"Saya akan mengikuti apa yang Anda inginkan, dan hari ini saya mengumumkan pengunduran diri saya dari politik."
Baca juga: Presiden Rodrigo Duterte Mundur dari Pentas Politik Filipina, Batal Maju di Pilpres 2022
Baca juga: Presiden Duterte akan Longgarkan Aturan Pembatasan Covid-19 di Manila
Duterte mengumumkan pengunduran dirinya secara mengejutkan dari pemilihan setelah menemani mantan ajudan lamanya, Senator Bong Go, yang mendaftarkan pencalonan sebagai wakil presidennya (bukan sebagai presiden seperti yang diberitakan sebelumnya), di bawah partai yang berkuasa di pusat Komisi Pemilihan.
Pemimpin berusia 76 tahun itu, yang dikenal karena tindakan keras anti-narkobanya, sebelumnya telah menerima pencalonan sebagai wakil presiden untuk pemilihan 9 Mei mendatang.
Namun, keputusan itu membuat banyak lawannya marah.
Mereka menyebutnya sebagai bencana hak asasi manusia di benteng demokrasi Asia.
Presiden Filipina dibatasi oleh konstitusi untuk satu kali masa jabatan enam tahun.
Penentangnya mempertanyakan legalitas pencalonan wakil presiden Duterte yang diumumkan di hadapan Mahkamah Agung.
Duterte adalah presiden pertama mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden setelah jabatannya berakhir.
Jika Duterte mengejar pencalonan sebagai wakil dan menang, hal itu bisa membawanya kembali ke kursi kepresidenan jika presiden terpilih meninggal atau tidak mampu karena alasan apa pun.
Jalan bagi Putri Duterte
Masih dilansir PBS, penarikan Duterte dapat membuka jalan bagi pemilihan presiden untuk putrinya, Sara Duterte, yang saat ini menjadi walikota kota Davao selatan.
Sara didorong oleh banyak pendukung untuk mengajukan tawaran pencalonan menggantikan ayahnya.
Ia telah menduduki puncak survei opini publik independen tentang siapa yang harus memimpin negara berikutnya.
Namun, setelah awalnya ayahnya menyatakan dia akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden, Sara Duterte mengumumkan dia tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden.
Sara mengatakan, dia dan ayahnya telah sepakat bahwa hanya satu Duterte yang akan mencalonkan diri untuk jabatan nasional tahun depan.
Baca juga: Disebut Seperti Sirkus, Pesta Pemilu di Filipina Resmi Dimulai
Baca juga: Petinju Legenda Manny Pacquiao Resmi Pensiun, Bakal Nyalon Presiden Filipina
Kemudian, tak lama setelah Duterte mengumumkan bahwa dia mundur dari pencalonan wakil presiden, putrinya mengajukan surat-suratnya untuk pemilihan kembali di kota Davao.
Meski begitu, spekulasi tetap tersebar luas bahwa dia pada akhirnya akan mundur dari tawaran pemilihan kembali walikota dan mencalonkan diri sebagai presiden.
Karier Duterte
Rodrigo Duterte menjabat sebagai presiden sejak tahun 2016.
Selama pemerintahannya, ia meluncurkan tindakan keras terhadap obat-obatan terlarang yang telah menewaskan lebih dari 6.000 tersangka kelas teri.
Aksi itu membuat pemerintah Barat dan kelompok hak asasi manusia khawatir.
Pengadilan Kriminal Internasional telah meluncurkan penyelidikan atas "pembunuhan" tersebut.
Namun, Duterte telah bersumpah untuk tidak pernah bekerja sama dengan penyelidikan maupun mengizinkan penyelidik ICC masuk ke negara itu.
Duterte adalah mantan walikota kota Davao, jaksa pemerintah dan legislator dalam karier politik lebih dari tiga dekade.
Dia diingat oleh banyak orang karena pendekatannya yang ekstra keras terhadap kriminalitas.
Ketika Duterte keluar dari politik, dia kemungkinan akan diburu oleh tuntutan hukum yang timbul dari kampanye anti-kriminalitasnya yang penuh kekerasan.
Dia sempat menyinggung kekhawatiran itu pada bulan Juli sebagai salah satu alasan ia menerima pencalonan sebagai wakil presidennya dari partai PDP-Laban yang berkuasa.
Sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di AS mengatakan, Duterte akan melakukan segala daya untuk mendukung penerus yang bersahabat dan akan memanfaatkan pengaruhnya yang masih ada di masa pensiun untuk melindungi dirinya dari serangkaian tuduhan kriminal potensial.
"Duterte akan mendukung seorang kandidat yang bisa memberinya perlindungan itu," kata Carlos Conde dari Human Rights Watch.
"Menghindari pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia adalah perhatian utama Duterte saat kepresidenannya berakhir," ujarnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Rodrigo Duterte