Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama yang Direkomendasikan WHO, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui
WHO merekomendasikan vaksin malaria untuk pertama kalinya. Ini 5 hal yang perlu diketahui tentang vaksin Mosquirix.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Pada anak yang lebih tua (5-17 bulan), rata-rata perlindungan sekitar 36% terhadap berkembangnya malaria klinis selama periode empat tahun.
Kekebalan protektif juga menurun dengan cepat dari waktu ke waktu.
Ini berarti, dosis booster reguler akan diperlukan.
Jadwal imunisasi alternatif juga sedang dievaluasi.
Namun, vaksin masih dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengendalian malaria bila digunakan di daerah dengan risiko malaria tinggi dan dengan tindakan pengendalian lainnya.
Satu studi pemodelan memperkirakan bahwa di Afrika sub-Sahara, Mosquirix dapat mencegah hingga 5,2 juta kasus malaria dan 27.000 kematian pada anak kecil setiap tahun.
4. Kendala Pembuatan Vaksin Malaria
Mengembangkan vaksin malaria merupakan tantangan.
Secara teknis, sulit untuk mengembangkan vaksin melawan parasit yang hidup di dua inang (nyamuk dan manusia).
Ada pula minat terbatas dari perusahaan farmasi dalam mengembangkan vaksin malaria.
Meskipun para pelancong akan mendapat manfaat dari vaksin ketika bepergian ke negara-negara yang terkena dampak, orang-orang yang paling membutuhkan vaksin malaria tinggal di beberapa negara termiskin di dunia.
Jadi ada masalah pendanaan untuk mengembangkan vaksin.
Mosquirix adalah hasil penelitian lebih dari 30 tahun yang diciptakan melalui kemitraan antara GlaxoSmithKline (GSK) dan Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed di AS.
Kerangka waktu ini tidak lama mengingat desain antigen dan sistem ajuvannya terbilang baru.