Kesenjangan Militer AS dan China Kian Tipis, Washington Resah dengan Kemampuan Rudal Hipersonik RRC
Militer China dilaporkan telah melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang mengelilingi Bumi pada Agustus lalu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Pemberitaan itu muncul ketika militer China mengutuk Amerika Serikat dan Kanada karena masing-masing mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan pekan lalu, dengan mengatakan mereka mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.
Beijing membantah
Seakan tak jadi polemik, pemerintah China membantah laporan bahwa telah menguji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir awal tahun ini.
Mereka berdalih itu adalah pemeriksaan rutin pesawat ruang angkasa.
Financial Times awalnya melaporkan bahwa China menguji coba rudal hipersonik pada Juli, yang kemudian memicu kekhawatiran di AS, negara tandingannya.
Rudal hipersonik jauh lebih cepat dan lebih gesit dari pada umumnya, yang berarti lebih sulit untuk dicegat.
Laporan uji coba rudal hipersonik berkekuatan nuklir mencuat di tengah kekhawatiran yang tumbuh tentang kemampuan nuklir China.
Pada Senin (18/10/2021), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada media bahwa kabar itu tidak benar, seperti yang dilansir dari BBC pada Selasa (19/10/2021).
Zhao menklaim bahwa tindakan yang sebenarnya terjadi pada Juli adalah tes rutin untuk memverifikasi berbagai jenis teknologi pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali.
"Ini bukan rudal, ini pesawat luar angkasa," kata Zhao.
"Ini sangat penting untuk mengurangi biaya penggunaan pesawat ruang angkasa," imbuhnya.
Zhao menambahkan bahwa banyak negara telah melakukan tes serupa di masa lalu. Ketika ditanya apakah laporan Financial Times tidak akurat, dia menjawab "ya".
Laporan Financial Times pada Sabtu (16/10/2021) mengutip 5 sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan sebuah rudal hipersonik telah diluncurkan China pada musim panas Juli.
Rudal hipersonik berkekuatan nuklir terbang melalui ruang orbit rendah sebelum meluncur turun dan nyaris kehilangan targetnya, kata laporan itu.