Kesenjangan Militer AS dan China Kian Tipis, Washington Resah dengan Kemampuan Rudal Hipersonik RRC
Militer China dilaporkan telah melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang mengelilingi Bumi pada Agustus lalu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Apa itu rudal hipersonik?
Rudal hipersonik, seperti rudal balistik tradisional yang dapat membawa senjata nuklir, dapat terbang lebih dari lima kali kecepatan suara.
Bedanya, rudal balistik terbang tinggi ke angkasa dalam jalur berbentuk busur untuk mencapai target, sedangkan rudal hipersonik terbang pada lintasan rendah di atmosfer, berpotensi mencapai target lebih cepat.
Lalu yang terpenting, rudal hipersonik dapat bermanuver (seperti rudal jelajah yang lebih lambat, biasanya subsonik), membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.
Meski negara-negara seperti Amerika Serikat telah mengembangkan sistem yang dirancang untuk bertahan melawan rudal jelajah dan balistik, kemampuan untuk melacak dan menjatuhkan rudal hipersonik tetap menjadi pertanyaan.
Rudal hipersonik dapat digunakan untuk membawa hulu ledak konvensional, lebih cepat dan tepat daripada rudal lainnya.
Akan tetapi kapasitas mereka untuk membawa senjata nuklir dapat menambah ancaman suatu negara, dan meningkatkan bahaya konflik nuklir.
Rusia, China, Amerika Serikat, dan sekarang Korea Utara semuanya melakukan uji coba rudal hipersonik.
Perancis, Jerman, Australia, India, dan Jepang sedang menyiapkan rudal hipersonik, sedangkan Iran, Israel, dan Korea Selatan melakukan penelitian dasar tentang teknologi tersebut, menurut laporan terbaru oleh US Congressional Research Service (CRS) yang dikutip AFP, Senin (4/10/2021).
Rusia adalah yang paling maju. Moskwa pada Senin (4/10/2021) mengumumkan, mereka telah menembakkan dua rudal hipersonik Zircon dari kapal selam nuklir Severodvinsk.
Peluncuran rudal hipersonik pertama saat kapal selam berada di permukaan, dan berhasil mengenai target uji di Laut Barents. Percobaan kedua diluncurkan saat kapal menyelam 40 meter di bawah permukaan.
China juga secara agresif mengembangkan rudal hipersonik, melihatnya sebagai hal yang penting untuk bertahan melawan keunggulan AS dalam teknologi hipersonik dan lainnya, menurut laporan CRS.
Baik China dan Rusia kemungkinan memiliki kemampuan operasional dengan kendaraan peluncur hipersonik, kata laporan itu.
Kementerian Pertahanan AS memiliki program pengembangan yang agresif yang merencanakan hingga 40 tes selama lima tahun ke depan, menurut sebuah laporan pemerintah.