AS Distribusikan 200 Juta Vaksin Covid-19 ke Lebih dari 100 Negara, Mayoritas Wilayah Afrika
Amerika Serikat (AS) telah mendistribusikan 200 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah mendistribusikan 200 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia, sebagian besar dikirimkan ke Afrika.
Seperti yang disampaikan Koordinator Departemen Luar Negeri AS untuk Tanggapan Covid-19 Global, Gayle Smith, pada Kamis kemarin.
"Kami sangat senang mencapai tonggak sejarah dengan membagikan dan mengirimkan 200 juta dosis vaksin ke lebih dari 100 negara di seluruh dunia pada hari ini. AS telah melakukan pengiriman ke negara lain secara teratur," kata Smith.
Kendati menekankan kemajuan besar dalam upaya pendistribusian vaksin, namun ia mengakui bahwa masih banyak tugas yang harus dilakukan pemerintah AS dan dunia.
"Kami juga mendorong negara lain untuk berbagi (surplus) secepat mungkin," jelas Smith.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (22/10/2021), Direktur Eksekutif Satuan Tugas Covid-19 USAID, Jeremy Konyndyk mengatakan AS mengirimkan vaksin terbanyak ke negara-negara Afrika.
Baca juga: 65 Juta Orang Indonesia Sudah Disuntik 2 Dosis Vaksin Covid-19, 31% dari Target Pemerintah
Berbicara tentang Afrika Sub-Sahara, Gayle Smith memperkirakan bahwa kawasan tersebut perlu menerima sekitar 1,6 miliar dosis vaksin untuk bisa mencapai target vaksinasi yakni sebesar 70 persen populasi.
Smith menambahkan, AS telah mengirimkan lebih dari 1 juta dosis ke Tanzania.
Saat ditanya tentang Ethiopia, ia berharap mereka yang tinggal di zona konflik dapat memiliki akses tak terbatas untuk mendapatkan vaksin.
"Kami telah berbagi sejumlah besar vaksin dengan Ethiopia, mereka juga memiliki sumber lain. Tentu saja harapan kami vaksin-vaksin itu akan tersedia secara adil bagi semua orang yang membutuhkannya. AS berupaya memastikan vaksin itu dapat didistribusikan berdasarkan data epidemiologis, bukan politik," tegas Smith.