Erdogan Perintahkan Pengusiran 10 Duta Besar, Termasuk AS dan Jerman
Presiden Turki, Erdogan memerintahkan pengusiran terhadap duta besar dari 10 negara asing. Itu dilakukan setelah seruan pembebasan Osman Kavala.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memerintahkan pengusiran terhadap duta besar dari 10 negara asing di negera itu.
Presiden Turki menyatakan 10 duta besar, termasuk dari Amerika Serikat (AS), Jerman dan Prancis, sebagai persona non grata.
Sebagai informasi, makna harfiah dari persona non grata adalah orang yang tidak diinginkan.
Persona non grata dapat menghapus status diplomatik dan seringkali mengakibatkan pengusiran atau penarikan pengakuan utusan.
Baca juga: Presiden Erdogan Direncanakan Berkunjung ke Indonesia Tahun 2022
Baca juga: Erdogan Klaim Taliban Minta Turki Ambil Alih Bandara Kabul
Langkah tersebut diambil setelah keluarnya pernyataan dari para duta besar yang meminta pembebasan seorang aktivis, Osman Kavala.
Mengutip BBC, pernyataan tentang pembebasan Kavala disampaikan oleh kedutaan besar AS, Kanada, Prancis, Finlandia, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia pada Minggu (24/10/2021).
Tujuh di antara negara tersebut adalah sekutu NATO di Turki.
Dewan Eropa, pengawas hak asasi manusia utama Eropa, telah memberi Turki peringatan terakhir untuk mengindahkan putusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa untuk membebaskan Kavala sambil menunggu persidangan.
Pada hari Sabtu (23/10/2021), Erdogan mengatakan para duta besar tidak berani datang ke kementerian luar negeri Turki, kemudian dia membuat perintah.
"Saya memberikan perintah yang diperlukan kepada menteri luar negeri kami dan mengatakan apa yang harus dilakukan. 10 duta besar ini harus segera dinyatakan persona non grata. Anda harus menyelesaikannya sesegera mungkin,” kata Erdogan.
Namun, apa yang akan terjadi sekarang masih belum jelas.
Erdogan mengatakan, para utusan harus memahami Turki atau pergi.
Sejauh ini, hanya ada sedikit tanggapan dari para duta besar, meskipun kementerian luar negeri Jerman mengatakan negara-negara yang terlibat sedang dalam konsultasi intensif.
Tidak ada pemberitahuan resmi yang diterima dari otoritas Turki.