Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Orang Terluka dalam Serangan Penikaman di Kereta Berkecepatan Tinggi di Jerman

Serangan menggunakan pisau terjadi di kereta berkecepatan tinggi di Jerman, Sabtu (6/11/2021). Tiga orang dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 3 Orang Terluka dalam Serangan Penikaman di Kereta Berkecepatan Tinggi di Jerman
STR / DPA/AFP
Kereta berkecepatan tinggi ICE terlihat di stasiun kereta Seubersdorf, Jerman selatan, pada 6 November 2021, setelah beberapa orang terluka dalam serangan pisau di kereta. (Foto: STR / DPA/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Serangan menggunakan pisau terjadi di kereta berkecepatan tinggi di Bavaria, Jerman pada Sabtu (6/11/2021), kata polisi setempat.

Seorang juru bicara polisi mengatakan tidak ada korban meninggal dalam insiden tersebut.

"Menurut informasi awal, beberapa orang terluka," kata polisi di Neumarkt in der Oberpfalz dikutip dari Channel News Asia.

Sementara itu, surat kabar Bild mengatakan setidaknya tiga orang terluka, dua di antaranya mengalami luka serius.

Baca juga: Infeksi COVID-19 di Jerman Sentuh Rekor Harian Tertinggi

Polisi memastikan situasi di kereta telah aman dan tidak ada lagi bahaya.

Seorang pria telah ditangkap, kata polisi, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Kereta berkecepatan tinggi ICE dilumpuhkan di Stasiun Seubersdorf di selatan negara itu.

Berita Rekomendasi

Operasi polisi besar-besaran dikerahkan ke lokasi.

Diketahui, Jerman telah menghadapi ancaman teror serupa dalam beberapa tahun terakhir.

Teror tersebut diduga dalangi oleh kelompok jihadis dan ekstremis sayap kanan.

Beberapa serangan telah dilakukan sejak 2015.

Pada 25 Juni, tiga orang tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan penikaman yang dilakukan oleh seorang Somalia di Wuerzburg, di Jerman selatan.

Baca juga: Remaja 17 Tahun Lakukan Aksi Penikaman di Sigi Sulteng, Pelaku Tak Terima Ditegur Saat Mabuk

'Joker' Tikam Belasan Penumpang Kereta di Tokyo

Diketahui sebelum kejadian di Jerman, serangan penikaman di kereta juga terjadi di Tokyo, Jepang pada malam perayaan Halloween, Minggu (31/10/2021).

Serangan itu dilakukan seorang pria yang mengenakan kostum ala karakter Joker di komik Batman.

Sedikitnya 17 orang terluka akibat serangan tersebut, di mana satu orang di antaranya, yang merupakan seorang pria berusia 70-an tahun, mengalami luka serius hingga tak sadarkan diri setelah ditikam di bagian dada.

Dikutip dari CNN, rekaman ponsel menunjukkan bagaimana kacaunya situasi di dalam kereta saat serangan terjadi di jalur Keio.

Dalam video tersebut, penumpang terlihat berlari melalui gerbong kereta untuk menjauh dari penyerang.

Ledakan keras dan teriakan bisa terdengar. Bola api kemudian meletus, memenuhi kereta dengan asap.

Penumpang kemudian terlihat melompat keluar dari jendela kereta untuk melarikan diri dan berlari di sepanjang peron stasiun untuk menjauhi kereta yang telah melakukan pemberhentian darurat.

Seorang saksi mengatakan, saat kejadian dia berpikir pelaku sedang melakukan aksi Halloween, mengingat penumpang lain berlari dengan panik menuju gerbong keretanya.

Namun, ketika pelaku berjalan ke arahnya, perlahan-lahan pelaku mengayunkan pisau panjang yang sudah dipenuhi darah.

"Saya pikir itu adalah aksi Halloween. Kemudian, saya melihat seorang pria berjalan ke arah sini, perlahan-lahan mengayunkan pisau panjang," kata saksi, dikutip dari Al Jazeera.

Kyota Hattori (24), tersangka penusukan di dekat Stasiun Kokuryo Chofu Tokyo setelah ditangkap polisi 31 Oktober malam. Kyota berusaha membunuh dan membakar isi gerbong kereta api No.5 kereta Jalur Keio.
Kyota Hattori (24), tersangka penusukan di dekat Stasiun Kokuryo Chofu Tokyo setelah ditangkap polisi 31 Oktober malam. Kyota berusaha membunuh dan membakar isi gerbong kereta api No.5 kereta Jalur Keio. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Lebih lanjut, menurut penyiar publik Jepang NHK, pelaku ditangkap setelah mengacungkan pisau dan menyalakan api di kereta yang bergerak di dekat Stasiun Kokuryo di Kota Chofu, di pinggiran barat Tokyo, dan tengah menuju Stasiun Shinjuku.

Pelaku diduga menggunakan cairan pemantik rokok untuk menyalakan api di dalam kereta, menyebabkan api besar naik sebentar dan membakar beberapa kursi.

Pelaku yang berusia 24 tahun telah ditetapkan sebagai tersangka percobaan pembunuhan oleh polisi.

Kepada penyelidik, tersangka mengatakan bahwa dia ingin membunuh setidaknya dua orang agar dijatuhi hukuman mati.

"Pria itu mengatakan kepada penyelidik bahwa dia ingin membunuh orang dan diberi hukuman mati dan berharap untuk membunuh setidaknya dua orang," kata polisi.

Sementara itu, serangan pisau dengan kekerasan oleh penyerang yang tidak diketahui oleh para korban, telah terjadi beberapa kali.

Pada Agustus, 10 penumpang di kereta di Tokyo ditikam oleh seorang pria dengan pisau, menurut Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo.

Tersangka kemudian menyerahkan diri di sebuah toko serba ada, NHK melaporkan pada saat itu.

Polisi Metropolitan Tokyo mengatakan pria itu mengaku bahwa dia hanya ingin membunuh wanita mana pun yang terlihat bahagia.

Baca juga: Kyota Hattori si Joker Jepang Persiapkan Baju Khusus Seharga Rp 25 Jutaan Sebelum Melakukan Aksinya

Pada 2019, dua orang, termasuk seorang gadis berusia 11 tahun, tewas dan 17 anak lainnya terluka dalam aksi penusukan di kota Kawasaki, sekitar 21 kilometer dari Tokyo.

Pada tahun 2016, 19 orang tewas dalam serangan di panti jompo, di mana pembunuhan massal itu disebut paling mematikan di Jepang sejak akhir Perang Dunia II.

Kemudian, pada Juni 2008, seorang pria yang mengendarai truk bermuatan ringan menabrak kerumunan di distrik Akihabara yang populer di Tokyo.

Setelah itu, dia melompat keluar dari kendaraan dan mulai menikam pejalan kaki, dan membunuh tujuh orang.

Jepang, negara yang dianggap salah satu yang paling aman di dunia, mengatur penggunaan senjata dengan ketat.

Adalah ilegal bagi orang untuk membawa pisau saku, pisau kerajinan, pisau berburu atau pemotong kotak di depan umum, menurut Departemen Luar Negeri AS.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas