Korban Kerusuhan di Penjara Ekuador Bertambah, 68 Napi Tewas dan 25 Terluka
Korban kerusuhan di penjara terbesar di Guayaquil, Ekuador bertambah. Sekitar 68 narapidana tewas, 25 lainnya terluka.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat bentrokan di penjara terbesar di Guayaquil, Ekuador, Amerika bertambah, menjadi 68 orang.
Sebelumnya, kerusuhan tersebut dilaporkan telah menewaskan 58 narapidana.
“Menurut informasi awal, sekitar 68 tahanan tewas dan 25 lainnya luka-luka,” tulis Kantor Kejaksaan Ekuador Sabtu (13/11/2021), seperti dilansir Al Jazeera.
Insiden tersebut menambah jumlah korban sebelumnya yang dilaporkan oleh polisi yakni sebanyak 58 orang tewas dan 12 terluka.
Perkelahian di Penitenciaria del Litoral, di pinggiran Guayaquil di provinsi Guayas itu hanyalah satu dari beberapa insiden serupa di penjara selama beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Nama Presiden Ekuador Disebut di Pandora Papers, DPR Langsung Gelar Investigasi
Baca juga: Ekuador Bebaskan Dua Ribu Narapidana, Buntut Kerusuhan yang Menewaskan Lebih dari 100 Orang
Pada bulan September, kerusuhan antar geng elah menewaskan 119 tahanan.
Hampir 300 narapidana tewas tahun ini karena kerusakan sistem penjara di Ekuador.
Akibat kerusakan itu, ribuan narapidana terkait dengan geng narkoba saling bentrok berubah menjadi kerusuhan.
Warga sekitar melaporkan, mendengar tembakan dan ledakan berjam-jam berasal dari dalam penjara.
Di luar, kerabat narapidana berkumpul untuk menunggu berita orang yang mereka cintai.
“Cukup ini. Kapan mereka akan menghentikan pembunuhan? Ini penjara bukan rumah jagal, mereka manusia,” kata Francisca Chancay, 55, yang saudaranya telah mendekam di penjara selama delapan bulan.
Beberapa menyerukan pasukan keamanan Ekuador untuk mengambil alih penjara.
“Apa yang (Presiden Guillermo) Lasso tunggu? Masih ada lagi yang meninggal? kata Maritza Vera, 62 tahun, ibu napi.
“Kasihan, di mana hak asasi manusia. Kami pikir ini akan berubah, tapi ternyata lebih buruk.”
Baca juga: China Buat Tiruan Kapal Induk dan Kapal Perusak AS, Diduga untuk Latihan Perang Hadapi Amerika
Baca juga: PM Fumio Kishida Menyesal Korban Penculikan Korut tidak Kembali ke Jepang Sejak 2002