Bocah 9 Tahun yang Koma Usai Hadiri Konser Travis Scott Dinyatakan Meninggal, Korban Tewas Bertambah
Seorang bocah 9 tahun yang sempat koma karena terjebak dalam kerumunan penonton Festival Astroworld Travis Scott di Houston, Texas meninggal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Diketahui ratusan orang juga mengalami cedera saat kerumunan merangsek ke arah panggung.
Terjadi lonjakan penonton di Festival Astroworld sekira pukul 21.15 waktu setempat.
Diperkirakan 50.000 orang berkerumun untuk menonton Travis Scott.
Menurut pihak berwenang, saat kerumunan menyebabkan cedera kepada sejumlah penonton, orang-orang mulai panik.
Kini penyelidik memeriksa video di TKP untuk mendalami penyebab kerusuhan dan hal-hal yang menyebabkan penonton tidak bisa keluar dari kerumunan.
Para korban dan saksi juga telah diperiksa.
Polisi mengatakan, para korban terinjak-injak penonton yang merangsek untuk mendekati panggung sekitar pukul 21.30 waktu setempat.
Scott terus tampil selama hampir 40 menit kemudian dan mengakhirinya sekitar 15 hingga 20 menit lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan.
Travis Scott Dihujani Puluhan Tuntutan
Sebelumnya, sejumlah pengacara yang mewakili lebih dari 200 korban cedera pada Jumat (12/11/2021) mengaku telah mengajukan 90 tuntutan hukum kepada promotor konser.
Acara yang dihadiri 50.000 orang itu berujung ricuh dan tidak terkendali saat para penonton merangsek ke arah panggung.
"Kami mewakili lebih dari 200 korban yang terluka secara mental, fisik, dan psikologis di Festival Astroworld," kata Jaksa Hak Sipil Ben Crump pada konferensi pers di Houston.
Sebelumnya, 50 tuntutan lain telah diajukan kepada pihak Live Nation Entertainment Inc dan Travis Scott atas korban tewas dan luka selama konser.
Baca juga: Korban Tewas Astroworld Bertambah Jadi 9 Orang, Travis Scott Minta Keluarga Korban Menghubunginya
Baca juga: Seorang Gadis Mati Otak hingga Bocah 9 Tahun Koma, Begini Nasib Korban Cedera di Konser Travis Scott
Ben Crump mengatakan, salah satu dari pejabat di festival harusnya bisa mencegah jatuhnya korban jiwa maupun cedera.
Menurutnya, pihak berwenang bisa menyetop konser dan menyalakan lampu ketika terjadi kericuhan.
"Tidak seorang pun boleh mati karena pergi ke konser," katanya.
"Jadi gugatan ini bukan hanya tentang mendapatkan keadilan bagi mereka, tetapi tentang memastikan bahwa promotor dan penyelenggara tahu bahwa Anda tidak dapat membiarkan ini terjadi di masa depan," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)