Rusia Ledakkan Satelit, Puing-puingnya Beterbangan di Luar Angkasa
Rusia hancurkan salah satu satelitnya sendiri dengan rudal yang ditembakkan dari bumi. Akibatnya, ribuan kepingan puing satelit beterbangan di orbit
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Rusia menghancurkan salah satu satelitnya sendiri dengan rudal yang ditembakkan dari bumi, Senin (15/11/2021).
Akibat penghancuran itu, ribuan kepingan puing satelit menyebar ke orbit Bumi, menurut Departemen Luar Negeri AS seperti dilansir The Verge.
AS telah mengidentifikasi lebih dari 1.500 puing-puing yang dapat dilacak dari kejadian tersebut.
Masih ada ribuan puing yang lebih kecil yang tidak dapat dilacak, ujar Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri dalam sebuah jumpa pers.
Sebelumnya, badan antariksa Rusia Roscosmos melaporkan para astronot yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) harus berlindung karena awan puing-puing luar angkasa tampaknya melewati stasiun setiap 90 menit, waktu yang dibutuhkan bagi ISS untuk mengorbit Bumi.
Pada awalnya, tidak jelas apakah puing-puing yang mengancam stasiun luar angkasa berasal dari uji senjata anti-satelit (ASAT) Rusia.
Departemen Luar Negeri hanya menyebut puing-puing dapat membahayakan stasiun luar angkasa.
Baca juga: SpaceX dan NASA Sukses Luncurkan 4 Astronot ke Stasiun Luar Angkasa
Baca juga: Rusia Daftarkan Obat Anti-Covid Pertamanya
"Uji senjata anti-satelit ini secara signifikan akan meningkatkan risiko bagi astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta aktivitas penerbangan luar angkasa lainnya," kata Price kepada wartawan.
"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang ruang angkasa kita dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan ruang angkasa adalah tidak jujur dan munafik."
Administrator NASA Bill Nelson kemudian mengkonfirmasi bahwa memang ASAT Rusia lah menyebabkan para astronot harus berlindung.
"Saya marah dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak stabil ini," kata Nelson dalam sebuah pernyataan kepada The Verge.
"Dengan sejarah panjang dan bertingkat dalam penerbangan antariksa manusia, tidak terpikirkan bahwa Rusia akan membahayakan tidak hanya astronot mitra Amerika dan internasional di ISS, tetapi juga kosmonot mereka sendiri."
Ada tujuh orang yang saat ini tinggal di ISS, dua di antaranya adalah kosmonot Rusia.
Komando Luar Angkasa AS, yang mengawasi pelacakan benda-benda luar angkasa dan puing-puing di orbit di sekitar Bumi, mengatakan kepada The Verge dalam sebuah pernyataan.