Utusan PBB: Taliban Tak Mampu Bendung Pertumbuhan ISIS-K, Hadir di Setiap Provinsi di Afghanistan
Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan mengatakan afiliasi ISIS-K hadir di hampir seluruh 34 provinsi di Afghanistan, dan Taliban tak mampu membendungnya
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Utusan PBB untuk Afghanistan mengatakan bahwa afiliasi kelompok Negara Islam (ISIS) telah tumbuh dan sekarang muncul di hamper semua 34 provinsi negara itu.
Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, menyampaikan penilaiannya yang cukup suram tentang Afghanistan setelah dikuasai Taliban.
Lyons mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Taliban menangani masalah ISIS, dengan melakukan penahanan di luar proses hukum dan pembunuhan terhadap tersangka ISIS-K.
"Ini adalah area yang layak mendapat perhatian lebih dari masyarakat internasional," kata Lyons.
Komentarnya muncul beberapa jam setelah kelompok ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai enam lainnya di lingkungan Muslim Syiah di Kabul.
Baca juga: 19 Orang Termasuk Komandan Senior Taliban Tewas dalam Serangan ISIS-K di RS Kabul Afghanistan
Baca juga: Krisis Pangan Afghanistan, Taliban Sebut Warisan dari Pemerintahan Sebelumnya
Taliban, katanya, tidak mampu membendung pertumbuhan ISIS-K.
"Dulu terbatas pada beberapa provinsi dan ibu kota, ISIS-K sekarang tampaknya hadir di hampir semua provinsi, dan semakin aktif," kata Lyons, dilansir dari The Straits Times.
Ia menambahkan bahwa jumlah serangan kelompok tersebut telah meningkat dari 60 serangan pada tahun 2020 menjadi 334 pada tahun ini.
Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, ISIS telah meningkatkan serangannya di negara itu, menargetkan anggota Taliban dan warga Afghanistan dengan beberapa pemboman.
Dilansir dari Al Arabiya, Taliban telah mencoba untuk mengecilkan ancaman ISIS, mengklaim itu bukan bahaya besar.
Baca juga: Ledakan Hantam Masjid di Provinsi Nangarhar Afghanistan saat Salat Jumat, 12 Orang Terluka
Baca juga: Ledakan di Sebuah Minibus Tewaskan Seorang Jurnalis Afghanistan
Taliban juga menolak bekerja sama dengan AS untuk membendung kelompok-kelompok ekstremis di Afghanistan.
AS percaya bahwa kelompok teroris dapat dengan mudah menyusun kembali di Afghanistan di bawah aturan Taliban dan khawatir negara itu akan menjadi surga terorisme dan landasan untuk serangan internasional.
Ketua Kepala Gabungan AS Jenderal Mark Milley mengatakan pada bulan September ada kemungkinan nyata bahwa al-Qaeda atau ISIS dapat menyusun kembali di Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban dalam enam hingga 36 bulan ke depan.
Menurut Lyons, Taliban berusaha menampilkan pemerintahan yang lebih moderat sejak merebut Kabul saat AS menarik pasukannya dari Afghanistan Agustus lalu.