Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prediksi Menkes Jerman: Akhir Musim Dingin Ini, 'Ada yang Divaksinasi, Sembuh atau Mati'

"Pada akhir musim dingin ini, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, sembuh atau meninggal," kata Spahn, dalam konferensi pers di Berlin.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Prediksi Menkes Jerman: Akhir Musim Dingin Ini, 'Ada yang Divaksinasi, Sembuh atau Mati'
AFP/CHRISTOF STACHE
Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung. (Photo by Christof STACHE / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Menteri Kesehatan (Menkes) Jerman Jens Spahn telah meminta penduduk negara itu untuk mendapatkan vaksinasi virus corona (Covid-19) sesegera mungkin.

Termasuk suntikan dosis penguat (booster) jika mereka telah mendapatkan dosis kedua pada lebih dari enam bulan yang lalu.

Ia pun menyampaikan prediksi suram terkait akhir musim dingin ini.

"Pada akhir musim dingin ini, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, sembuh atau meninggal," kata Spahn, dalam konferensi pers di Berlin.

Spahn pun mengakui bahwa banyak orang mungkin 'memandang sinis' terkait prediksi ini.

"Namun itu benar, dengan varian Delta yang sangat menular, ini sangat, sangat mungkin dan itulah mengapa kami sangat merekomendasikan anda untuk mendapatkan vaksinasi," tegas Spahn.

Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (24/11/2021), dalam akun Twitternya, Spahn telah mengintensifkan seruan kepada warga Jerman untuk berpartisipasi dalam kampanye vaksinasi yang kembali dimulai ini.

Berita Rekomendasi

Ia menggarisbawahi bahwa negaranya memiliki cukup vaksin 'untuk semua warganya'.

Baca juga: Dihantam Gelombang ke-4 COVID-19, Negara Bagian Jerman Terapkan Pembatasan Lebih Ketat

Tidak hanya itu, Spahn pun menyampaikan bahwa demi memenuhi permintaan tersebut, diperlukan kombinasi beberapa merek vaksin.

"Kedua vaksin mRNA, Moderna dan Pfizer-BioNTech aman dan efektif. Kami membutuhkan keduanya untuk memenuhi permintaan vaksinasi yang terus meningkat. Pada akhir tahun, kami akan dapat memvaksinasi 50 juta orang untuk dosis pertama, kedua dan ketiga dengan kedua vaksin tersebut," cuit Spahn.

Spahn juga mengakui bahwa meningkatkan kampanye vaksinasi akan memberikan tekanan tambahan pada sistem kesehatan masyarakat dan stres bagi pekerja medis.

Ia pun mengungkapkan 'penyesalan yang tulus' kepada garda terdepan di fasilitas layanan kesehatan negaranya.

Perlu diketahui, setelah terjadi lonjakan lain kasus Covid-19 yang sebagian dipengaruhi oleh varian Delta yang sangat menular, beberapa politisi Jerman menyatakan dukungan mereka untuk memperkenalkan aturan vaksinasi wajib, menjadikan negara tetangga mereka, 'Austria' sebagai contoh.

Diantara politisi yang menyampaikan dukungan itu, salah satunya adalah tokoh yang berasal dari Sosial Demokrat kiri-tengah Karl Lauterbach.

"Mengingat jumlah warga yang divaksinasi secara sukarela tidak mencapai target, maka mandat vaksin akan 'mengakhiri kengerian' ini," cuit Lauterbach dalam akun Twitternya.

Sentimen yang sama turut disuarakan oleh Gubernur konservatif Bavaria, Markus Soeder dalam akun Twitter miliknya.

"Masyarakat yang belum divaksinasi harus mengirimkan sinyal, hanya vaksinasi wajib yang dapat mengakhiri lingkaran corona dan menciptakan perdamaian sosial," cuit Soeder pada Senin lalu.

Terkait perkembangan terbaru mengenai situasi Covid-19 di Jerman, dengan negara yang mencatat lebih dari 40.000 kasus baru pada 22 November lalu, Kanselir Angela Merkel pun menggambarkan situasinya lebih buruk dibandingkan apapun yang pernah dialami negara itu sejauh ini.

Merkel bahkan menyerukan otoritas lokal untuk memperkenalkan lebih banyak aturan pembatasan berat.

Mirisnya, lonjakan jumlah kasus positif ini tidak diimbangi tingkat vaksinasi yang signifikan.

Karena di Jerman, tingkat vaksinasinya tetap berada di bawah 70 persen.

Dengan rincian hanya 56,6 juta orang yang telah menerima vaksinasi secara penuh, yakni sekitar 68 persen dari total populasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas