Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Black Friday: Berawal dari Peristiwa Krisis Keuangan Jadi Perayaan Hari Berbelanja

Berikut sejarah Black Friday di mana berawal dari peristiwa krisis keuangan hingga berubah menjadi perayaan hari belanja.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Sejarah Black Friday: Berawal dari Peristiwa Krisis Keuangan Jadi Perayaan Hari Berbelanja
tangkap layar dari theverge.com
Sejarah Black Friday - Berikut sejarah Black Friday yang berawal dari peristiwa krisis finansial hingga berubah menjadi perayaan hari belanja. 

Walaupun fakta jika para retailer saat itu mendapatkan kerugian pada sepanjang tahun dan kembali meraup untung saat Thanksgiving, pergeseran penggunaan istilah Black Friday setelah itu diakui meskipun tidak akurat.

Kemudian sejarah Blach Friday tidak seindah apa yang dipercaya oleh retailer saat itu hingga sekarang.

Pada tahun 1950, polisi di kota Philadelphia menggunakan istilah ‘Black Friday’ untuk menggambarkan kerumunan yang terjadi di hari perayaan Thanksgiving.

Kerumunan tersebut terdiri dari gerombolan pembeli dengan turis yang membanjiri kota tersebut dikarenakan adanya pertandingan football yang dihelat pada hari Sabtu tiap tahunnya.

Peristiwa ini membuat polisi Philadelphia tidak mendapatkan hari libur dan bahkan terpaksa mengambil shift tambahan untuk menertibkan kerumunan serta lalu lintas di sana.

Para pembeli pun memanfaatkan kesempatan hiruk pikuk tersebut dengan mencuri barang-barang yang ada di toko sehingga menimbulkan penegakan hukum yang buruk.

Lalu pada 1961, istilah ‘Black Friday’ kembali berkumandang di Philadephia yang mencakup pedagang di sana di mana mereka mencoba untuk merubah istilah tersebut menjadi ‘Big Friday' namun tidak berhasil.

Berita Rekomendasi

Perubahan istilah tersebut dalam rangka untuk menghilangkan konotasi negatif yang menyelimutinya.

Sayangnya istilah ‘Big Friday’ tidak tersebar secara luas di Amerika Serikat setelah itu.

Sementara para retailer pun tetap bersikukuh untuk mencari cara memakai istilah Black Friday agar terkesan positif terhadap masyarakat dan konsumen secara khusus.

Mereka ingin mengembalikan arti positif tersebut seperti penggunaannya saat terjadi diskon besar-besaran setelah Thanksgiving.

Percobaan itu pun berhasil dan konotasi negatif terkait istilah Black Friday pada peristiwa di Philadelphia pun berangsur menghilang.

Sejak saat itu, diskon besar-besaran yang diselenggarakan pun tidak hanya berlangsung satu hari tetapi empat hari berturut-turut.

Hal ini pun menciptakan ‘hari libur’ lain seperti Small Business Saturday/Sunday dan Cyber Monday.

Pemilik toko pun membuka tokonya lebih awal pada hari Jumat dan saat ini konsumen paling banyak menghabiskan waktunya setelah perayaan Thanksgiving yaitu Black Friday.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Muhammad Idris)

Artikel lain terkait Black Friday

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas