Meski Varian Omicron Mengancam, Selandia Baru Longgarkan Kebijakan Covid-19 Minggu Ini
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya memasuki fase Hidup dengan Covid-19 meski varian Covid-19 Omicron muncul
Editor: hasanah samhudi
Auckland, pusat wabah Delta di negara itu, akan dimulai dari merah, membuat masyarakat harus memakai masker wajah nan membatasi pertemuan di tempat-tempat umum.
Baca juga: Ribuan Orang Selandia Baru Turun ke Jalan, Protes Aturan Wajib Vaksin
Baca juga: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Diinterupsi Putrinya saat Live Streaming: Gagal Menidurkan Anak
Selandia Baru sejauh ini memiliki sekitar 11.000 kasus dan 43 kematian terkait.
Pekan lalu, Ardern mengatakan negaranya sangat siap untuk menghadapi varian baru yang dikatakan mungkin resisten terhadap vaksin.
"Semua perencanaan kami seputar Covid, kami telah membangun kemungkinan varian di masa depan," kata Ardern, dalam sebuah wawancara untuk konferensi Reuters Next yang akan datang.
"Itulah sebabnya kami mempertahankan tingkat perlindungan kesehatan masyarakat. Itu sebabnya kami mempertahankan persyaratan di perbatasan kami,” katanya.
Perbatasan Selandia Baru telah ditutup selama hampir dua tahun.
Baca juga: Prancis Deteksi Beberapa Kasus Covid-19 Diduga Varian Omicron
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Serukan Pencabutan Larangan Perjalanan karena Varian Omicron
Seiring dengan isolasi geografisnya, negara Pasifik Selatan memberlakukan beberapa pembatasan pandemi paling ketat di antara negara-negara OECD, membatasi penyebaran Covid-19 dan membantu ekonominya bangkit kembali lebih cepat daripada banyak rekan-rekannya.
Ardern juga mengatakan Selandia Baru telah mendapat manfaat dari dapat mengamati dampak musiman dari virus corona di negara lain.
"Ini memberi kita kemampuan untuk melihat dampak dari hal-hal seperti berkurangnya kekebalan, untuk melihat apa yang terjadi dengan pembatasan kesehatan masyarakat," kata Ardern.
"Kami sedang bertransisi ke fase sekarang di mana kami melihat vaksin melakukan beberapa pekerjaan berat, tetapi kami mempertahankan tingkat pembatasan kesehatan masyarakat." (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)