Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Gelombang Ke-4 Covid-19, Jerman Berlakukan Pembatasan Bagi Warga yang Tak Divaksin

Para pemimpin nasional dan regional Jerman sepakat melarang warga yang tidak divaksin mengakses ruang publik.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Antisipasi Gelombang Ke-4 Covid-19, Jerman Berlakukan Pembatasan Bagi Warga yang Tak Divaksin
Fabian Sommer / POOL / AFP
Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk menghadiri resepsi tahunan para Uskup Jerman di Berlin pada 27 September 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin nasional dan regional Jerman sepakat melarang warga yang tidak divaksin mengakses ruang publik.

Jerman memberlakukan upaya pencegahan ini sebagai antisipasi penyebaran gelombang keempat Covid-19.

Gelombang keempat Covid di Jerman membawa 388 kematian dalam 24 jam terakhir.

Kini muncul kekhawatiran tentang penyebaran varian Omicron.

Baca juga: Kekurangan Perawat, Jerman Kejar Tenaga Kesehatan Sampai ke India

Baca juga: Jerman Berlakukan Lockdown Terhadap Warga yang Tidak Divaksinasi untuk Cegah Peningkatan Covid-19

Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk menghadiri resepsi tahunan para Uskup Jerman di Berlin pada 27 September 2021.
Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk menghadiri resepsi tahunan para Uskup Jerman di Berlin pada 27 September 2021. (Fabian Sommer / POOL / AFP)

Melansir BBC, Kanselir Jerman Angela Merkel menggambarkan langkah besar yang diambil pemerintah sebagai tindakan "solidaritas nasional".

Hanya warga Jerman yang telah divaksinasi atau baru saja pulih dari Covid yang diizinkan makan di restoran, bioskop, fasilitas rekreasi dan pertokoan.

Merkel mengungkapkan mandat wajib vaksin diberlakukan mulai Februari 2022 mendatang.

Berita Rekomendasi

"Mengingat situasinya, saya pikir tepat untuk mengadopsi vaksinasi wajib," katanya, sambil menjelaskan bahwa ini harus disetujui oleh parlemen.

Penggantinya Olaf Scholz, yang diperkirakan akan mengambil alih sebagai kanselir Rabu depan, mengatakan mendukung langkah itu.

Wali Kota Berlin Michael Müller mengatakan sebagian besar kasus Covid terjadi pada orang yang tidak divaksinasi.

Baca juga: Petugas Medis Jerman Prediksi Lonjakan COVID-19 Sebelum Natal

Baca juga: Berita Foto : Bom Sisa Perang Dunia II Meledak di Jerman

Seorang pengunjung berjalan melewati kios yang menjual permen almond di pasar Natal di Breitscheidplatz di Berlin pada 23 November 2021. (Photo by John MACDOUGALL / AFP)
Seorang pengunjung berjalan melewati kios yang menjual permen almond di pasar Natal di Breitscheidplatz di Berlin pada 23 November 2021. (Photo by John MACDOUGALL / AFP) (AFP/JOHN MACDOUGALL)

Kebijakan 2G

Beberapa negara bagian Jerman sudah menjalankan apa yang disebut kebijakan 2G, dan sekarang akan menjadi kebijakan nasional - 2G adalah singkatan dari genesen (pulih dalam enam bulan terakhir) atau geimpft (divaksinasi).

Di bawah langkah-langkah yang disepakati oleh 16 negara bagian dan pemimpin federal Jerman:

1. Orang yang tidak divaksinasi akan terbatas pada pertemuan dengan rumah tangga mereka sendiri dan dua orang lainnya

2. Aturan 2G akan diberlakukan di restoran dan tempat budaya dan toko yang tidak penting

3. Klub akan tutup di area di mana 350 kasus telah dicatat per 100.000 orang dalam tujuh hari terakhir - tingkat nasional lebih dari 400

4. Hingga 30 juta vaksinasi akan dilakukan pada Natal - pertama, kedua atau booster

5. Acara di luar ruangan, termasuk sepak bola Bundesliga, akan memiliki kerumunan terbatas 15.000 dan aturan 2G

6. Kembang api di Malam Tahun Baru akan dilarang

Baca juga: Indonesia dan Jerman Jalin Kerja Sama Pengembangan Energi Terbarukan

Baca juga: Legenda Jerman Bingung Messi Menang Ballon dOr 2021, Lewandowski Bak Anak Tiri

Sementara vaksinasi telah ditingkatkan di Jerman - dengan hampir satu juta dilakukan pada hari Rabu saja - hanya 68,7% dari populasi telah divaksinasi, tingkat yang relatif rendah untuk Eropa Barat.

Tujuh puluh sembilan kasus varian baru Omicron dari Covid-19 telah dilaporkan di 15 negara Eropa sejauh ini, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.

Sebagian besar kasus terkait dengan perjalanan ke negara-negara Afrika sementara yang lain terkait dengan penerbangan lanjutan antara Afrika dan Eropa.

Berita lain terkait dengan Covid-19

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas