Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WHO Minta Jangan Panik Hadapi Varian Omicron, tapi Harus Siap dan Berhati-hati

WHO minta masyarakat tak perlu panik dengan munculnya varian Omicron, tapi harus siap dan berhati-hati.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in WHO Minta Jangan Panik Hadapi Varian Omicron, tapi Harus Siap dan Berhati-hati
Fabrice COFFRINI/AFP
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menghadiri konferensi pers gabungan setelah konferensi internasional dua hari tentang penelitian vaksin virus corona COVID-19 dan pertemuan untuk memutuskan apakah Ebola di Kongo masih merupakan darurat kesehatan yang menjadi perhatian internasional pada 12 Januari, 2020 di Jenewa. Badan kesehatan PBB pada 12 Februari mengatakan "terlalu dini" untuk mengatakan apakah COVID-19 mungkin telah mencapai puncaknya atau kapan akan berakhir. Ia juga mengatakan bahwa mereka memperpanjang selama tiga bulan lagi penetapan darurat global untuk wabah Ebola di DR Kongo. 

Sementara, sel-sel di paru-paru dan sistem pencernaan dapat menampung SARS-CoV-2 dan virus corona flu biasa secara bersamaan, menurut penelitian sebelumnya.

"Koinfeksi semacam itu memicu terjadinya rekombinasi virus, sebuah proses di mana dua virus berbeda dalam sel inang yang sama berinteraksi sambil membuat salinan dirinya sendiri, menghasilkan salinan baru yang memiliki beberapa materi genetik dari kedua 'orang tuanya'."

Baca juga: Omicron Terdeteksi di Malaysia, Masuk Lewat Orang Asing dari Afsel, Bagaimana Antisipasi Indonesia?

"Mutasi baru ini pertama kali dapat terjadi pada orang yang terinfeksi kedua patogen ketika versi SARS-CoV-2 mengambil urutan genetik dari virus lain," kata Soundararajan dan rekannya dalam sebuah penelitian, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

"Urutan genetik yang sama muncul berkali-kali pada salah satu virus corona yang menyebabkan pilek pada manusia dikenal sebagai HCoV-229E dan pada virus human immunodeficiency (HIV) yang menyebabkan AIDS," tambah Soundararajan.

Di sisi lain, Afrika Selatan, tempat Omicron pertama kali diidentifikasi, memiliki tingkat HIV tertinggi di dunia, yang melemahkan sistem kekebalan dan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi virus flu biasa dan patogen lainnya.

"Di bagian dunia itu, ada banyak orang di mana rekombinasi yang menambahkan rangkaian gen yang ada di mana-mana ini ke Omicron mungkin telah terjadi," kata Soundararajan.

"Kami mungkin melewatkan banyak generasi rekombinasi" yang terjadi dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan munculnya Omicron," Soundararajan menambahkan.

Berita Rekomendasi

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi asal mula mutasi Omicron dan pengaruhnya terhadap fungsi dan transmisibilitas.

Ada hipotesis yang bersaing bahwa varian terbaru mungkin telah menghabiskan beberapa waktu untuk berevolusi dalam inang hewan.

Sementara itu, Soundararajan mengatakan, temuan baru menggarisbawahi pentingnya orang mendapatkan vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini.

"Anda harus memvaksinasi untuk mengurangi kemungkinan orang lain, yang kekebalannya terganggu, akan menghadapi virus SARS-CoV-2," kata Soundararajan.

(Tribunnews.com/Maliana)

Berita lain terkait Varian Omicron

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas